Hanya sedikit yang tahu, bahwa kesehatan usus yang terganggu dapat menyebabkan berbagai kondisi kulit dan kambuhnya penyakit.
- Hari Kesehatan Nasional, Dinkes Kota Tangerang Raih 24 Penghargaan
- Ribuan Dokter Estetika Ikut Berpartisipasi di ISWAM 2024
- Istimewa! Rumah Sakit di Tangerang Sediakan Layanan Mobil Mewah untuk Pasien
Baca Juga
Hal tersebut seperti yang diungkapkan Ahli bedah NHS, Dr. Karan Rajan dilansir dari Hindustan Times, Rabu (5/2/2025).
Dr. Karan Rajan menegaskan, bahwa kesehatan usus memiliki dampak besar pada kondisi kulit.
"Hal tersebut lantaran usus berkomunikasi dengan kulit melalui mikrobioma dan sistem kekebalan tubuh," jelasnya.
Menurutnya, misalnya kita memiliki reaksi alergi terhadap makanan yang kita makan, tanda-tanda pertama akan muncul di kulit, bisa berupa ruam atau bibir yang bengkak.
"Kita juga tahu, misalnya bahwa anak-anak dengan eksim memiliki rata-rata tingkat keragaman mikrobioma usus yang lebih rendah dan bakteri usus yang baik," ungkap Dr. Karan Rajan.
"Semua ini menunjukkan bahwa mikrobioma usus yang terganggu dapat menyebabkan peradangan kulit," sambungnya.
Selain itu, dalam banyak kondisi usus, manifestasi masalah usus terlihat pada kulit, seperti dermatitis herpetiformis (DH) pada penyakit celiac, luka kulit pada penyakit Crohn, dan Rosacea pada pertumbuhan bakteri usus halus yang berlebihan (SIBO).
Dr. Karan Rajan menyebutkan, bahkan kondisi otak juga mempengaruhi kondisi kulit, yang juga dikenal sebagai sumbu otak-usus-kulit.
"Sindrom iritasi usus besar (IBS), yang dapat menyebabkan nyeri perut yang menyiksa, dapat menyebabkan tekanan emosional dan kemudian menyebabkan kambuhnya kondisi kulit kronis seperti rhesus atau eksim atau jerawat," bebernya.
Sebaliknya, membersihkan usus merupakan kunci untuk membersihkan kulit. Dr Rajan menambahkan pola makan, tidur, tingkat aktivitas, atau lingkungan semuanya juga dapat berkontribusi terhadap kesehatan kulit. (ant)