Upaya India Bangun Kekuatan untuk Lawan Serangan China di Perbatasan

Presiden China Xi Jinping Dan PM India, Modi/Net
Presiden China Xi Jinping Dan PM India, Modi/Net

Ketegangan militer di perbatasan India-China terus meningkat sejak masuknya ribuan tentara Beijing ke empat wilayah terlarang India pada musim semi 2020. Ketegangan itu pecah setelah kedua pasukan terlibat dalam aksi bentrok yang mengakibatkan puluhan personel India tewas dan lainnya dalam keadaan cedera.


Setelahnya, China semakin giat meningkatkan tekanan terhadap India dengan mengirimkan pasukan elit yang dilengkapi senjata terbaru di wilayah perbatasan dua negara.

Tak tinggal diam, India juga mulai melancarkan perlawanan terhadap China melalui pembangunan kekuatan militer,  ekonomi serta kerja samanya dengan negara anggota Quad terdekat yakni Jepang.

Seperti dimuat The World Insight,  pada Rabu (7/9), seorang peneliti senior di Forum Jepang untuk Studi Strategis, Sotaru Nagao, menjelaskan India saat ini tengah berupaya memperlihatkan serangkaian kemampuannya untuk balik menyerang China.

Berikut hasil analisis Sotaru terhadap upaya pembangunan kekuatan India untuk melawan tekanan dan serangan militer Beijing di daerah perbatasan kedua negara.

Serangan China di Perbatasan

Pada tahun 2020, China mengirimkan 5000 tentaranya untuk memasuki sisi perbatasan India dan menduduki wilayah itu.

Awalnya kedua pihak sepakat untuk melarang senjata apa pun di zona perbatasan. Namun, China melanggarnya dengan mempersenjatai pasukan tersebut dengan batang besi berpaku dan pedang bergagang panjang.

Gesekan pun terjadi. Bentrokan di wilayah Ladakh meletus hingga menyebabkan 20 orang tewas dan 76 terluka di pihak India pada Juni dua tahun lalu.

China Gencar Kerahkan Senjata Terbaru

Sebenarnya saat bentrokan itu terjadi, China sudah mengerahkan unit tank besar dan jet tempur. Namun, setelahnya Beijing mengirim lebih banyak senjata militer untuk menekan India.

Rudal balistik DF-21, pesawat tempur J-20, dan pembom strategis H-6 yang dilengkapi dengan rudal jelajah adalah senjata terbaru China yang dikirim untuk menyerang India,  yang awalnya disiapkan untuk melawan AS dan Jepang.  

Pada 2021, pasukan China mundur dari Pangong Tso dan satu daerah lain. Namun, Beijing tetap menduduki dua wilayah India yang memicu peningkatan ketegangan di perbatasan hingga kini.  

China juga terlihat menancapkan kekuatan militer di daerah sengketa dalam jangka panjang, dibuktikan dengan pembangunan 100 sampai 600 “desa” di daerah 4000 km dari perbatasan.  

India Tanggapi Serangan China lewat Sanksi Ekonomi

Dari musim semi 2020 hingga Agustus 2020, India merespon serangan China dengan menjatuhkan sanksi ekonomi signifikan yang cukup membuat China kaget.

Misalnya, pada April 2020, pemerintah mewajibkan persetujuan untuk investasi dari negara-negara yang memiliki perbatasan darat dengan India. Aturan tersebut ditujukan ke China yang merupakan salah satu investor terbesar di perbatasan.

Kemudian di bulan Juni,  ketika puluhan tentara India tewas dalam bentrokan dengan China, New Delhi menaikkan tarif atas 300 barang yang diimpor dari Beijing dan melarang 59 aplikasi buatan mereka, termasuk TikTok.

Pemerintah pada akhir Juli juga mengumumkan pelarangan impor produk dalam 370 kategori terutama dari China, dengan alasan kualitas yang buruk.

Tak Mau Kalah, India Juga Tingkatan Kekuatan Militer di Perbatasan

India telah meningkatkan anggaran militer yang sangat besar dengan aturan fleksibel di wilayah perbatasan.  

Negara ini dengan cepat membeli senjata baru dan melakukan uji coba rudal sebanyak 12 kali dalam 45 hari sejak September hingga Oktober 2020.

Ciri-ciri dari rudal yang dimiliki mengisyaratkan upaya India untuk melakukan serangan balik terhadap pasukan China yang ditempatkan di Tibet dan Daerah Otonomi Uygur Xinjiang.

Rudal hipersonik, supersonik dan anti-radar Radrum milik India juga dapat menembus jaringan pertahanan China dan menyerang pangkalan militer China yang jauh melewati perbatasan.

Tak hanya China yang menyiapkan jet tempur,  India juga mengerahkan Rafale yang dapat terbang di ketinggian yang sangat rendah, menembus jauh ke wilayah musuh, dan secara akurat menyerang dengan bom jarak jauh.  

Selain senjata, India juga membentuk Korps XVII yang terdiri dari 90.000 tentara untuk melawan ribuan pasuka China yang dipersenjatai di perbatasan.

India Gaet Quad Jepang untuk Lawan China

Anggota Quad terdekat India saat ini adalah Jepang. Jika negara maju itu dapat bergabung membantu India, maka China tidak punya pilihan selain membubarkan pasukan dan senjata militernya dari perbatasan.  

Awalnya, senjata terbaru seperti pesawat tempur J-20, pembom H-6 yang dilengkapi dengan rudal jelajah, rudal balistik DF-21, dan rudal permukaan-ke-udara S-400 dikerahkan untuk menyerang Jepang.  

Tetapi, semua itu telah dipindahkan ke perbatasan India. Jika Jepang menetapkan diri membantu melawan China, maka Beijing mau tidak mau harus membubarkan pengeluaran militernya.

Kerja sama Jepang-India berpotensi besar membantu melawan ambisi teritorial China di kawasan.  Namun, Jepang perlu lebih dulu memperhatikan situasi keamanan di India dan meningkatkan akumulasi pengetahuan serta analisisnya di sana.