Tak Digaji Sesuai Janji, Tentara Rusia Mogok Kerja, Ogah Berperang di Ukraina

Tentara Rusia/Net
Tentara Rusia/Net

Presiden Rusia Vladimir Putin mendapatkan masalah baru. Pasalnya lebih dari 100 tentara Rusia mogok kerja dan enggan berperang di Ukraina karena tidak mendapatkan gaji sesuai yang dijanjikan.


The Insider pada Rabu (2/11) melaporkan sejumlah tentara di sebuah pusat pelatihan militer di wilayah selatan Ulyanovsk, Rusia dengan kompak melakukan aksi mogok massal. Mereka menolak ikut berperang di Ukraina karena tidak mendapatkan gaji sebesar 195 ribu rubel atau Rp 49 juta seperti yang telah dijanjikan pemerintah sebelumnya.

"Kami mempertaruhkan hidup kami demi keselamatan dan kedamaian kalian. Kami menolak untuk berpartisipasi dalam operasi militer khusus dan akan mencari keadilan sampai kami dibayar seusai dengan yang dijanjikan oleh pemerintah, oleh presiden Federasi Rusia," ujar mereka dalam pernyataan.

Selain The Insider, media independen Rusia, Sota, pada Sabtu (5/11) juga menyebut beberapa orang yang tengah menjalani wajib militer melakukan mogok massal dengan tidak menghadiri latihan dan menutup ruang penyimpanan senjata.

Sebuah video yang dirilis oleh Moskow Times menunjukkan para tentara melakukan aksi protes.

"Satu untuk semua. Semua untuk satu!" seru mereka.

Kendati begitu, laporan-laporan tersebut belum dapat diverifikasi.

Berdasarkan Institute for the Study of War, pemerintah Rusia telah menjanjikan gaji lebih dari dua kali lipat dari rata-rata kepada sukarelawan dan mereka yang bersedia berpartisipasi dalam perang di Ukraina.

Diperkirakan Kremlin harus merogoh kocek sekitar 900 miliar rubel hingga 3 triliun rubel selama enam bulan ke depan untuk membayar para sukarelawan. Namun dengan banyaknya sanksi yang dihadapi oleh Rusia, banyak pihak meragukan kemampuan finansial Moskow untuk memenuhi angka tersebut.