Perpecahan yang semakin dalam antara Barat dan kekuatan saingan mereka, Rusia dan China, diperkirakan akan terlihat selama Sidang Umum PBB yang akan dibuka di New York pekan ini.
- Viral Video Mesum Selebgram Cantik Bersama Pegawai BUMN, Durasi 1 Menit 34 Detik
- Ini Dia 6 Daerah Banjir Paling Parah di Kota Tangerang
- BPBD Lebak Kirim Warning, Wisatawan Harap Waspada Bencana Alam saat Liburan Panjang
Baca Juga
Di antara segudang masalah global yang akan disorot oleh presiden, perdana menteri, dan pemimpin lain dari 193 negara anggota PBB, perang di Ukraina dipastikan akan mendominasi banyak pidato pada sidang tahun ini.
“Ini akan menjadi sidang umum yang mungkin akan mengembalikan perpecahan antara Barat dan non-Barat, dalam hal ini adalah Rusia dan China,” kata Michael Barnett, profesor ilmu politik dan urusan internasional di Universitas George Washington, seperti dikutip dari AFP, Senin (12/9).
“Kemungkinan akan ada, karena invasi, banyak tuduhan, dan kecaman terkait Ukraina," ujarnya.
Kekhawatiran itu jelas ada dan tidak dapat dipungkiri, sebab perang, yang menuju jalan buntu yang melelahkan lebih dari enam bulan setelah invasi Rusia pada 24 Februari, telah memiliki efek samping bahkan untuk negara-negara yang tidak mendukung di antara kedua sisi.
Kekurangan pangan telah melanda banyak negara yang bergantung pada impor gandum Rusia dan Ukraina , dan perang telah meningkatkan biaya pangan dalam skala global.
Pasar energi juga mengalami guncangan bersejarah setelah invasi, mengakibatkan pemotongan besar-besaran pasokan gas ke Eropa dan memicu kenaikan tajam harga minyak internasional.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky diperkirakan akan berpidato di majelis umum tetapi tidak jelas apakah dia hadir secara langsung atau apakah dia hanya akan berpidato secara virtual.
Sementara itu rivalnya, Presiden Rusia Vladimir Putin dilaporkan akan melewatkan pertemuan tahun ini, dan mengirimkan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov untuk mewakilinya.
Sidang umum PBB, yang sering disebut hanya sebagai UNGA akan dimulai pada Selasa (13/8), tetapi fokus utamanya adalah pada hari-hari "debat tingkat tinggi" minggu depan, di mana para pemimpin dunia berbaur dan menyampaikan pidato mulai tanggal 20 September.
Isu lain dalam agenda termasuk memburuknya efek perubahan iklim dan efek Covid-19.
Pandemi Covid-19 telah mengganggu rapat umum selama dua tahun terakhir. Pertemuan kembali normal tahun ini, meskipun beberapa pembatasan tetap ada dan PBB telah membatasi jumlah jurnalis yang dapat hadir.