Sengkarut Sampah di Tangsel: Warga Dipaksa Hirup Bau Menyengat, Pemkot Tutup Mata

TPA Cipeucang, Serpong, Tangerang Selatan/ist
TPA Cipeucang, Serpong, Tangerang Selatan/ist

Permasalahan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipeucang, Serpong, Kota Tangerang Selatan, semakin memprihatinkan.


Meski sudah hampir lima tahun menjabat, Walikota Tangsel Benyamin Davnie dan Wakilnya, Pilar Saga, belum berhasil menyelesaikan isu ini. 

Warga sekitar TPA Cipeucang terus menjadi korban, dipaksa hidup dengan bau menyengat dan lingkungan yang tercemar, sementara Pemkot seolah tutup mata terhadap penderitaan mereka.

TPA Cipeucang terletak di kawasan padat penduduk, lokasi yang dinilai tidak layak untuk sebuah tempat pembuangan sampah. Meski sudah banyak keluhan dan protes dari warga, pemerintah daerah belum memberikan solusi yang berarti. 

"Serba salah, mau protes sulit, tapi diam juga nggak enak. Kami yang tinggal di sini merasakan langsung dampaknya," ujar AM, warga yang sudah puluhan tahun tinggal di sekitar TPA.

Menurut AM, kondisi ini terus dibiarkan tanpa ada tindakan nyata dari pemerintah. Bahkan, berbagai penelitian oleh mahasiswa Universitas Indonesia (UI) mengenai pencemaran air di sekitar TPA menunjukkan dampak negatif dari limbah sampah tersebut. Namun, warga tak bisa berbuat banyak dan terpaksa mengonsumsi air yang tercemar.

"Sudah pasti limbahnya berbahaya, tapi apa yang bisa kami lakukan?" tambahnya dengan nada pasrah. Masalahnya semakin parah saat musim hujan, di mana penyerapan limbah lebih cepat, memperburuk pencemaran.

Bau menyengat yang dihasilkan dari sampah adalah masalah utama yang dihadapi warga. "Baunya luar biasa, kadang sampai tenggorokan terasa pahit, kepala pusing. Sangat mengganggu," kata AM, menceritakan dampak langsung yang mereka rasakan.

Warga berharap Pemkot Tangerang Selatan segera mengambil tindakan konkret untuk mengatasi masalah sampah ini, terutama dengan memindahkan TPA ke lokasi yang lebih layak. "Harapannya, TPA bisa dipindahkan. Kami tidak tahan terus hidup dengan bau sampah seperti ini," lanjut AM.

Kekhawatiran warga juga semakin meningkat jika terjadi kebakaran di TPA, mengingat dampak yang bisa lebih buruk. "Kalau sampai kebakaran, saya sangat khawatir," tambahnya.

Sayangnya, hingga saat ini belum ada solusi yang jelas dari pemerintah setempat. Warga merasa diabaikan dan hanya bisa berharap ada perubahan di masa mendatang. "Kami masih menunggu tindakan nyata dari pemerintah," pungkas AM.

Kinerja Pemkot Tangsel dalam menangani masalah sampah ini dinilai sangat kurang, mencerminkan ketidakmampuan dalam mengatasi isu yang telah berlangsung lama dan membebani warga sekitar. Hingga kini, berbagai pihak masih mempertanyakan keseriusan pemerintah dalam menyelesaikan masalah yang krusial ini.

Di sisi lain, anggota DPRD dari Fraksi PDIP, Made Laksmi, enggan memberikan komentar terkait masalah ini, meskipun desakan untuk segera menyelesaikan permasalahan terus bermunculan. (Aris)