Sektor perumahan diproyeksi akan ikut terdongkrak sejalan dengan kenaikan harga komoditas yang saat ini terjadi.
- Janji IPO Berujung Tipu Daya, Tabratas Tharom Rugikan Maicih hingga Miliaran
- Diskon Pajak 25 Persen PBB-P2 dan BPHTB di Kota Tangerang Bisa Dibayarkan Saat Libur
- AEON Hadirkan Konsep Destinasi Keluarga di Eastvara BSD City Tangerang
Baca Juga
Hal itu berkaca pada fenomena boom commodity pada 2012-2013 di mana harga rumah ikut mengalami kenaikan di periode yang sama. Kenaikan harga tersebut merupakan cerminan dari tingginya permintaan rumah.
Direktur Finance PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Nofry Rony Poetra mengatakan, peningkatan harga rumah di era boom commodity juga terpantau dari pertumbuhan indeks saham properti.
“Pergerakan positif di sektor perumahan, termasuk saham properti menjadi peluang bagi kami untuk menghimpun dana murah dari pasar modal guna menggarap peluang besar dari sektor perumahan,” jelas Nofry dalam webinar bertajuk “Pengaruh Kenaikan Harga Komoditas 2022 Bagi Sektor Perumahan” di Jakarta, Kamis (14/7).
Sektor perumahan juga dapat menjadi mesin untuk menjaga kelangsungan dampak ekonomi dari kenaikan harga komoditas. Apalagi, aliran capital inflow ke sektor perumahan dapat berdampak ganda bagi 174 sub-sektor lainnya.
Selain itu, Nofry juga mengungkap sektor perumahan menggunakan 90% bahan baku lokal sehingga dapat mendongkrak ekonomi dalam negeri.
Tahun ini, Bank BTN menunggu restu pemerintah untuk menggelar rights issue dalam mendukung perumahan nasional. BTN juga pernah menerbitkan junior global bond hingga over permintaan mencapai 12 kali.
"Sehingga, kami optimis mendapatkan pendanaan murah dari publik. Perhitungan kami, usai rights issue kami bisa menyalurkan pembiayaan hingga 300 ribu unit rumah,” papar Nofry.
Di sisi lain, Chief Economist The Indonesia Economic Intelligence, Surnasip mengatakan, peluang akselerasi sektor perumahan melalui pencarian pendanaan murah diyakini bisa memperkuat nilai tukar rupiah.
Pemupukan pendanaan murah juga dapat menjaga agar bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetap terjangkau.
"Pendanaan murah dari pasar modal dapat memperkuat struktur pendanaan yang lebih murah untuk pembiayaan perumahan, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah,” demikian Sunarsip.