Berkurangnya keterlibatan Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah, memberikan celah bagi China untuk masuk dan memperkuat pengaruhnya di kumpulan negara kaya minyak itu.
- Viral Video Mesum Selebgram Cantik Bersama Pegawai BUMN, Durasi 1 Menit 34 Detik
- Ini Dia 6 Daerah Banjir Paling Parah di Kota Tangerang
- BPBD Lebak Kirim Warning, Wisatawan Harap Waspada Bencana Alam saat Liburan Panjang
Baca Juga
Presiden China, Xi Jinping dalam KTT Dewan Kerjasama Teluk (GCC) pada Jumat (9/12), berjanji untuk mengimpor lebih banyak banyak minyak dan gas alam tanpa mencampuri urusan mereka.
“Tiongkok akan terus mengimpor minyak mentah dalam jumlah besar dari negara-negara GCC, memperluas impor gas alam cair, memperkuat layanan teknik dalam pengembangan hulu minyak dan gas, serta kerja sama dalam penyimpanan, transportasi, dan pemurnian,” kata Xi.
Sindiran intervensi itu ditujukan pada AS yang kerap menggunakan pengaruhnya untuk menekan kebijakan di kawasan Timur Tengah.
Dimuat Associated Press, Beijing dinilai tengah berupaya untuk menempatkan posisinya sebagai mitra yang paling menguntungkan dibandingkian dengan Washington.
Terlebih dalam pertemuan itu, Xi juga meminta agar transaksi dengan negara Arab dilakukan menggunakan mata uang Yuan.
Kebijakan tersebut tampaknya dilakukan untuk mengurangi penggunaan dolar AS yang kerap digunakan dalam perdagangan lintas negara.
Negara-negara Teluk Arab tetap ingin mempertahankan hubungan dekat dengan China bahkan setelah AS meyakini China merupakan ancaman di Asia dan juga berperan dalam kesuksesan perang Rusia.
Pada Jumat (9/12), Xi juga mengadakan pertemuan dengan Presiden Tunisia Kais Saied, Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud, Presiden Mauritania Mohamed Ould Ghazouani dan Sheikh Tamim dari Qatar.
Selama kunjungan itu, pejabat Saudi mengatakan bahwa beberapa kesepakatan telah ditandatangani antara Riyadh dan Beijing, termasuk yang melibatkan perusahaan teknologi China Huawei.
AS kerap memperingatkan sekutu Teluk Arabnya untuk tidak bekerja sama dengan Huawei karena indikasi tindakan mata-mata.