Rusia tetap optimis akan dapat memproduksi setidaknya 490-500 juta ton minyak pada tahun 2023.
- Viral Video Mesum Selebgram Cantik Bersama Pegawai BUMN, Durasi 1 Menit 34 Detik
- Ini Dia 6 Daerah Banjir Paling Parah di Kota Tangerang
- BPBD Lebak Kirim Warning, Wisatawan Harap Waspada Bencana Alam saat Liburan Panjang
Baca Juga
Wakil Perdana Menteri Alexander Novak mengatakan pada Minggu (25/12) bahwa di tengah serangan sanksi Uni Eropa, negaranya bisa tetap menikmati peningkatan permintaan. Banyak negara yang sangat bergantung pada minyak dan gas Rusia.
Namun, Novak memperingatkan, meskipun sanggup memenuhi permintaan tersebut, Rusia tidak akan mengirimkan minyaknya ke negara-negara yang mendukung pembatasan harga. Oleh karenanya Rusia perlu mengurangi produksinya sampai dengan 8 persen.
“Saya tidak mengesampingkan risiko penurunan produksi pada periode tertentu di tahun 2023. Kami mungkin akan menguranginya hingga 7-8 persen. Namun demikian, kami akan memproduksi setidaknya 490-500 juta metrik ton sepanjang tahun," ujarnya, seperti dikutip dari TASS.
Ia juga memperingatkan, keputusan Uni Eropa untuk menetapkan batas harga gas Rusia akan membuat Eropa sendiri semakin kesulitan. Keputusan itu akan memicu krisis dan destabilisasi jangka panjang yang mendalam di kawasan itu.
“Keputusan terbaru tentang pembatasan harga gas, sekali lagi, menunjukkan bahwa rekan-rekan Barat kita tidak dipandu oleh akal sehat. Mereka memperoleh keuntungan jangka pendek tetapi hanya politik, bukan ekonomi. Untuk jangka panjang perspektif, keputusan ini hanya memprovokasi krisis jangka panjang yang mendalam dan destabilisasi di Eropa," katanya.
Embargo pengiriman minyak Rusia ke Uni Eropa melalui laut mulai berlaku pada 5 Desember. Negara-negara UE juga menyetujui batas harga yang diatur untuk minyak Rusia yang dipasok melalui laut pada level 60 dolar AS per barel.
Mereka juga melarang perusahaannya menawarkan layanan transportasi, keuangan, dan asuransi, kepada kapal tanker yang mengirimkan minyak dari Rusia dengan harga melebihi batas harga yang disepakati.
Kremlin telah menyerukan penolakan tegas terhadap keputusan sewenang-wenang itu. Rusia tidak akan pernah menerima batasan harga apa pun pada sumber daya energinya. Saat ini, Kremlin sedang mempertimbangkan langkah balasan.