Ridwan Kamil beserta keluarga sudah ikhlas melepas kepergian putra sulungnya Emmeril Kahn Mumtadz alias Eril.
- Viral Video Mesum Selebgram Cantik Bersama Pegawai BUMN, Durasi 1 Menit 34 Detik
- Ini Dia 6 Daerah Banjir Paling Parah di Kota Tangerang
- BPBD Lebak Kirim Warning, Wisatawan Harap Waspada Bencana Alam saat Liburan Panjang
Baca Juga
Dalam pidatonya, Gubernur Jawa Barat itu menyampaikan sepenggal rasa cinta untuk Eril putra tercintanya, seusai proses pemakaman di Kampung Geger Beas, Desa Cimaung, Kecamatan Cimaung, Kabupaten Bandung, Senin (13/6).
Sebagaimana diketahui, Eril dikabarkan hilang terseret arus di Sungai Aare, Kota Bern, Swiss. Dalam dua pekan pencarian, akhirnya jasad Eril ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.
Berikut pesan yang disampaikan Ridwan Kamil sebagai bentuk rasa cinta untuk Eril.
"Izinkan saya menyampaikan sepenggal rasa cinta siapa itu Eril dan apa hikmah dari kepergian Eril.
Empat belas hari bisa terasa pendek dalam hidup rutin sehari-hari. Tapi empat belas hari ini menjadi begitu panjang dalam kehidupan kami.
Kami bertanya-tanya, mengapa harus hidup tidak terlalu lama mengharu biru, tapi waktu adalah rahasia Allah yang muskil bisa dipecahkan, apalagi menyangkut tentang kelahiran dan kematian.
Waktu adalah relatif, begitulah kata orang-orang yang arif. Dan akhirnya kami menerimanya dengan hati yang lapang. Sebab kami bisa menemukan sebab petunjuk yang terang.
Dalam rentan 14 hari yang sejujurnya sangat melelahkan. Namun kami pun mendapatkan banyak pelajaran dan kearifan tentang hidup Eril, yang secara kasat mata, rasanya terlalu singkat. Tetapi setelah dicermati ternyata kehidupannya sangat pada penuh manfaat.
24 Tahun mungkin belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar. Namun terbukti memadai untuk dicintai sebagai manusia yang akbar.
Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari. Tapi tentang tiap hela nafas yang dipakai berbuat baik walau kecil dalam sehari-hari.
Kami mengikhlaskan Eril pergi, karena kami akhirnya menyadari bahwa Allah telah mencukupkan semua amal amalnya, untuk menutupi kemungkinan bertambah kekhilafannya.
Mungkin akan berat, tapi kami sebenarnya telah menyiapkan hati kalau kami tidak akan pernah lagi melihat jasadnya untuk terakhir kali.
Bukankah Eril lahir di New York yang berada jauh di seberang. Mengapa tidak jika ia wafat di Swiss yang berada jauhnya juga tidak berbilang.
Bukankah tiap sejengkal tanah adalah milik Allah yang menentukan segala pergi dan pulang. Luncuran doa yang dipanjatkan dari berbagai penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup untuk kami, untuk yakin barangkali Allah yang memang menghendaki kepulangannya disambut baik oleh langit dan bumi.
Bagaimana mungkin kami merasa tidak dilimpahi oleh rahmat dan karunia saat jenazah yang terbaring ini berada berhari-hari di air masih utuh lagi sempurna.
Itulah salah satu keyakinan kami bukti adanya mukjizat yang akhirnya Alhamdulillah kami diberi sempat untuk melihat tanda kekuasaan Allah sang pemberi berkat pelajaran bagi kita yang beriman dan pandai membaca isyarat.
Kematian Eril merupakan kehilangan yang sungguh dahsyat dalam momentum waktu yang nyaris sejajar. Kami merasakan kehilangan yang paling besar, tapi seketika itu juga kami merasa dilimpahi kasih yang akbar.
Terakhir, kami sangat bersyukur dianugerahi seorang putera yang dalam hidupnya bahkan dalam pulangnya masih mendatangkan cinta kepada kami sang orang tua.
Terima kasih, hatur nuhun, jazakallah atas segala cinta doa yang dipanjatkan untuk ananda Eril almarhum. Semoga Allah membalas berlipat-lipat kebaikan anda semua.
Kami bertanya-tanya, mengapa harus hidup tidak terlalu lama mengharu biru, tapi waktu adalah rahasia Allah yang muskil bisa dipecahkan, apalagi menyangkut tentang kelahiran dan kematian.
Waktu adalah relatif, begitulah kata orang-orang yang arif. Dan akhirnya kami menerimanya dengan hati yang lapang. Sebab kami bisa menemukan sebab petunjuk yang terang.
Dalam rentan 14 hari yang sejujurnya sangat melelahkan. Namun kami pun mendapatkan banyak pelajaran dan kearifan tentang hidup Eril, yang secara kasat mata, rasanya terlalu singkat. Tetapi setelah dicermati ternyata kehidupannya sangat pada penuh manfaat.
24 Tahun mungkin belum cukup untuk menghasilkan karya-karya yang besar. Namun terbukti memadai untuk dicintai sebagai manusia yang akbar.
Kami belajar tentang hidup yang tidak semata terdiri atas lamanya hari. Tapi tentang tiap hela nafas yang dipakai berbuat baik walau kecil dalam sehari-hari.
Kami mengikhlaskan Eril pergi, karena kami akhirnya menyadari bahwa Allah telah mencukupkan semua amal amalnya, untuk menutupi kemungkinan bertambah kekhilafannya.
Mungkin akan berat, tapi kami sebenarnya telah menyiapkan hati kalau kami tidak akan pernah lagi melihat jasadnya untuk terakhir kali.
Bukankah Eril lahir di New York yang berada jauh di seberang. Mengapa tidak jika ia wafat di Swiss yang berada jauhnya juga tidak berbilang.
Bukankah tiap sejengkal tanah adalah milik Allah yang menentukan segala pergi dan pulang. Luncuran doa yang dipanjatkan dari berbagai penjuru negeri adalah limpahan pertanda yang lebih dari cukup untuk kami, untuk yakin barangkali Allah yang memang menghendaki kepulangannya disambut baik oleh langit dan bumi.
Bagaimana mungkin kami merasa tidak dilimpahi oleh rahmat dan karunia saat jenazah yang terbaring ini berada berhari-hari di air masih utuh lagi sempurna.
Itulah salah satu keyakinan kami bukti adanya mukjizat yang akhirnya Alhamdulillah kami diberi sempat untuk melihat tanda kekuasaan Allah sang pemberi berkat pelajaran bagi kita yang beriman dan pandai membaca isyarat.
Kematian Eril merupakan kehilangan yang sungguh dahsyat dalam momentum waktu yang nyaris sejajar. Kami merasakan kehilangan yang paling besar, tapi seketika itu juga kami merasa dilimpahi kasih yang akbar.
Terakhir, kami sangat bersyukur dianugerahi seorang putera yang dalam hidupnya bahkan dalam pulangnya masih mendatangkan cinta kepada kami sang orang tua.
Terima kasih, hatur nuhun, jazakallah atas segala cinta doa yang dipanjatkan untuk ananda Eril almarhum. Semoga Allah membalas berlipat-lipat kebaikan anda semua".