Ribuan dokter estetika dari 32 negara ikut berpartisipasi dalam konferensi ISWAM 2024 di ICE BSD.
- Hari Kesehatan Nasional, Dinkes Kota Tangerang Raih 24 Penghargaan
- Istimewa! Rumah Sakit di Tangerang Sediakan Layanan Mobil Mewah untuk Pasien
- Bincang Kesehatan RSUI Depok: Gamma Oryzanol Sebagai Solusi Baru Cegah Stroke
Baca Juga
Perhimpunan Dokter Estetika Indonesia (PERDESTI) menyelenggarakan International Symposium and Workshop in Aesthetic Medicine (ISWAM) di ICE BSD, pada 6-8 Desember 2024.
Simposium yang mengusung tema 'Interkoneksi Estetika Medis' ini diikuti oleh 5.468 peserta dari berbagai negara dan menghadirkan 208 pembicara internasional.
Salah satu agenda unggulannya adalah penggunaan fresh cadaver dalam masterclass anatomi untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih realistis dan mendalam.
Rangkaian acara ISWAM 2024 juga mencakup kegiatan khusus, seperti Aesthetic Dentistry Symposium, Plastic Surgery Symposium, dan berbagai kelas tentang peeling, injectable, laser, serta teknologi medis terbaru.
Selain itu, ada pameran dengan lebih dari 500 booth yang menampilkan produk-produk anti-penuaan, alat medis, dan institusi pendidikan.
Pada penutupan ISWAM dilakukan penandatangan kerja sama antarnegara untuk meningkatkan pelayanan estetika medis.
CEO ISWAM dr. Teguh Tanuwidjaya mengatakan, ada 32 negara yang melakukan penandatanganan kerja sama di bidang kedokteran estetika di ajang tahunan itu.
"Tahun lalu ada 15 negara. Tahun depan bisa 50 negara yang bekerja sama," kata dr. Teguh Tanuwidjaya, Minggu (8/12).
Menurut dr. Teguh, konferensi ISwam diselenggarakan untuk menddedikasikan hasi karya di bidang estetika medis kepada umat manusia di seluruh dunia.
"Kami bekerja sama untuk berdiskusi bersama menata sesuai regulasi, penelitian, dan edukasi," tuturnya.
Kegiatan tersebut melibatkan dokter dari berbagai negara, termasuk Argentina, Paraguay, Malaysia, Albania, hingga Amerika Serikat, mencerminkan skala global acara ini.
ISWAM 2024 mendapat dukungan penuh dari Kementerian Kesehatan RI, menjadikannya tidak penting dalam pendidikan kedokteran di Indonesia.