Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menggelar seminar bertajuk Peran Pers Terhadap Pemulihan dan Kebangkitan Ekonomi Indonesia, di Wisma Antara, Jakarta Pusat, Kamis (27/10).
- Brigjen Endar Priantoro Resmi Dilantik Menjadi Kapolda Kalimantan Timur
- Alhamdulillah, THR ASN dan Honorer Cair Hari Ini
- Mudik Gratis di Tangerang, Pendaftaran Sampai 27 Maret 2025
Baca Juga
Pada acara tersebut, sejumlah pakar ekonomi hadir menjadi pembicara, seperti Kepada Badan Pangan RI, Arief Adi Prasetyo yang diwakilkan; Dirut PT. Bank Tabungan Negara, Heru Koesmahargyo yang juga diwakilkan; Direktur Eksekutif Indef, Tauhid Ahmad; dan Dirjen IKP Kominfo RI, Usman Kansong.
Ketua PWI Atal S Depari mengurai, saat ini Indonesia dihadapkan pada ancaman dunia yang sangat serius. Geopolitik pasca pandemik Covid-19 telah memicu berbagai krisis. Dunia diliputi ketidakpastian kondisi hari ini, membuat banyak sektor harus siaga penuh menghadapi keadaan terburuk di masa depan.
"Krisis keuangan, pangan dan energi global, ditambah tekanan inflasi, menjadikan dunia dibayangi resesi yang sangat tajam. Ketidakpastian semakin menganga terutama diakibatkan the perfect storm,” kata Atal.
Atal mengatakan, sejumlah lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia berada pada kisaran 2,3-2,9 persen. Proyeksi tersebut mengalami penurunan dibandingkan 2022, pada kisaran 2,8 - 3,2 persen. Indonesia diharapkan untuk waspada terhadap ancaman krisis ekonomi yang melanda dunia ini.
"Dengan kondisi demikian, Indonesia harusnya juga waspada. September lalu, Asian Developement Bank (ABD) memangkas pertumbuhan ekonomi tahu 2023 dari 5,2 persen menjadi 5 persen. Namun demikian, ADB juga memprediksikan Indonesia termasuk ke dalam negara yang akan terhindar resesi,” katanya.
Meskipun kinerja ekspor Indonesia diperkirakan juga akan terpengaruh, lanjut Atal, ADB masih optimis pada perekonomian Indonesia.
"Pemulihan ekonomi Indonesia masih pada jalurnya, stil on the track," tutupnya.