Pengunduran diri puluhan kader milenial Partai Demokrat Lampung Utara masih menyisakan sedikit misteri. Apakah mereka meninggalkan Demokrat karena benar-benar sudah tidak sejalan dengan kebijakan DPD Demokrat Lampung?
- Hastag #Hastobiangkerok Menggema di Media Sosial
- Andra Soni Fokus Rekonsiliasi Jelang Pelantikan Gubernur Banten
- Partai Gerindra Sentil PDIP Soal PPN 12 Persen: Lempar Batu Sembunyi Tangan
Baca Juga
Sebab, menurut Kepala Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (BPOKK) DPD Partai Demokrat, Midi Iswanto, sejauh ini tidak ada keluhan yang masuk dari kader soal kebijakan Ketua DPD Partai Demokrat Lampung, Edy Irawan.
Sehingga alasan pengundukan diri karena tidak sejalan dengan kebijakan Edy Irawan itu perlu dipertanyakan.
"Kalau bicara tidak sejalan dengan kebijakan ketua, ya kebijakan yang mana, kebijakan apa. Dia harus bisa menunjukkan," ujar Midi kepada Kantor Berita RMOLLampung, Kamis (30/6).
Namun, jika alasannya sudah tidak ingin di Partai Demokrat dan memilih ke partai lain, maka itu merupakan hak mereka. Sehingga pilihannya harus dihormati.
"Pilihannya mau bertahan tetap bersama Demokrat atau punya harapan di tempat lain, atau mau fokus ke usahanya. Itu hak masing-masing orang," imbuhnya.
Midi pun berharap semua kader yang ada saat ini tetap nyaman dengan Demokrat, demi mewujudkan impian secara bersama. Baik impian partai, maupun impian pribadi.
"Tapi kalau sudah tidak nyaman, ya kita tidak bisa memaksa," jelasnya.
Midi sendiri mengaku belum menerima surat pengunduran diri 31 kader milenial Demokrat Lampura tersebut.
"Saya belum tahu, surat pengunduran dirinya belum sampai ke saya," tandasnya.
Puluhan kader aktif yang masuk kepengurusan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrat Kabupaten Lampung Utara periode 2018-2023 ramai-ramai mengundurkan diri. Alasan pengunduran diri karena sudah tidak sejalan lagi dengan kebijakan-kebijakan DPD PD Provinsi Lampung.