Potensi Perikanan Jawa Barat Harus Dioptimalkan

Ilustrasi/Net
Ilustrasi/Net

Di tengah ketidakpastian global yang membuat pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan menyusut, Indonesia memiliki harapan untuk tetap bertahan bahkan bangkit. Salah satunya, melalui optimalisasi sektor perikanan dan kelautan. Pembenahan berbagai kesenjangan dalam pengembangan sektor tersebut dinilai penting untuk segera dilakukan.


Hal tersebut diungkapkan Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Koordinator Jawa Barat (ISEI Jabar), Prof. Dr. rer. nat. Martha Fani Cahyandito, S.E., M.Sc, seusai sarasehan sehari bertajuk “Langkah Kolaboratif Memanfaaatkan Potensi Maritim dan Perikanan Wilayah Priangan Timur”, yang diselenggarakan di Tasikmalaya, Jabar, kemarin (27/7).

Saresehan itu merupakan salah satu rangkaian kegiatan West Java Economic Society (WJES) yang diselenggarakan oleh ISEI Jabar dan Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Jabar. Sarasehan diikuti berbagai pemangku kepentingan sektor perikanan dan kelautan di wilayah Priangan Timur.

Tiga narasumber tampil sebagai pemantik sarasehan, yaitu; Hermansyah (Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jabar), M. Zulficar Mochtar (Presdir PT Ocean Solutions Indonesia) dan Achmad Rizal (Kepala Pusat Studi Sosial Ekonomi Perikanan FPIK UNPAD).

Menurut Cahyandito, pengembangan sektor perikanan dan kelautan Indonesia yang diestimasikan memiliki potensi sebesar 12 juta ton per tahun memerlukan pemguatan strategi serta kebijakan yang terkait dengan problem yang muncul di setiap wilayah. Untuk Jawa Barat, fokus pembenahan harus diprioritaskan pada peningkatan kualitas sumberdaya manusia, infrastuktur, sistem logistik, industri pengolahan, serta dukungan pembiayaan pada pelaku sektor perikanan dan kelautan.

“Sarasehan menyimpulkan, rantai pasok dari nelayan ke industri pengolahan masih belum efisien. Diperlukan sistem logistik terpadu dengan membangun cold storage di beberapa kota dan kabupaten guna memudahkan distribusi ke industri pengolahan,” ujarnya.

Hal lain yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah pengembangan potensi perikanan budidaya yang melimpah dengan meningkatkan penggunaan teknologi serta menerapkan standarisasi agar mutu produk yang dihasilkan sesuai dengan standar internasional.

“Potensi tambak di Jawa Barat luar biasa, salah satunya tambak udang vaname. Perlu inovasi untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi, antara lain dengan adopsi teknologi ramah lingkungan,” lanjutnya.

Secara khusus sarasehan juga menyoroti tingkat kesejahteraan nelayan yang masih rendah. Proses bisnis dalam sektor perikanan dinilai belum mendukung keadilan ekonomi, sehingga dapat menyurutkan semangat generasi muda untuk terjun ke dalam sektor ini.

“Kami mendorong sinergi sektor perikanan dengan sektor keuangan dan perbankan supaya lahir skema-skema pembiayaan usaha perikanan yang murah dan gampang diakses. Diperlukan pula inovasi bagi munculnya produk asuransi perlindungan nelayan dan petambak yang membantu mereka mengantisipasi berbagai risiko kerugian,” tambahnya.

Untuk informasi lebih lanjut hubungi Prof. Martha Fani Cahyandito di WA 08112033375