Rencana reshuffle kabinet menteri Koalisi Indonesia Maju yang direncanakan berlangsung pada hari ini, Rabu (15/6) dianggap tidak berguna, jika perombakan itu tidak mampu menurunkan harga minyak goreng.
- Hastag #Hastobiangkerok Menggema di Media Sosial
- Andra Soni Fokus Rekonsiliasi Jelang Pelantikan Gubernur Banten
- Partai Gerindra Sentil PDIP Soal PPN 12 Persen: Lempar Batu Sembunyi Tangan
Baca Juga
Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, Presiden Joko Widodo dan para menterinya hingga saat ini belum becus untuk menurunkan harga minyak goreng. Harga minyak goreng masih belum juga berada di Harga Eceran Tertinggi (HET) Rp 14 ribu per liter.
"Wong Presiden dan menteri-menteri turunkan harga minyak goreng saja tidak becus kok. Jadi percuma saja reshuffle,” ujarnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu pagi (15/5).
Di satu sisi, Muslim menilai reshuffle akan percuma, sebab selama ini Jokowi juga telah mempercayakan segala urusan pemerintahan pada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
‘Kan di negara ini hanya ada Jokowi dan Luhut. Jadi sebaiknya tidak usah reshuffle, percuma," tegasnya.
Kembali ke soal minyak goreng. Koordinator Indonesia Bersatu ini mengingatkan bahwa Jokowi sudah melakukan berbagai macam cara untuk mengatasi masalah tersebut, termasuk menghentikan ekspor dan kembali mencabutnya. Namun tetap saja harga minyak goreng melambung tinggi.
"Dan Luhut sudah disuruh benahi, toh tidak sanggup juga, harga migor (minyak goreng) tetap tinggi. Ini gagal urus minyak goreng. Jadi rezim gagal urus minyak goreng sebaiknya mundur saja, memalukan," pungkas Muslim.