Perang Sanksi Beijing-Washington, Dua Warga AS Dilarang ke China

Beijing dan Washington kembali terlibat perang sanksi. Kali ini giliran China yang memberikan hukuman kepada dua warga Amerika sebagai tanggapan atas sanksi AS terhadap dua pejabat China pada 9 Desember atas dugaan masalah hak asasi manusia yang terkait dengan Tibet.


Kementerian Luar Negeri dalam pengumumannya pada Jumat (23/12) mengatakan dua orang yang terkena Undang-Undang Sanksi Anti-Asing China itu adalah sejarawan Miles Maochun Yu dan Wakil Direktur Staf Komisi Eksekutif-Kongres AS untuk China, Todd Stein.

"Semua jenis aset mereka di China akan dibekukan. Setiap organisasi atau individu di China dilarang terlibat dalam transaksi dengan mereka," kata kementrian, seperti dikutip dari Xinhua.

"Kedua orang itu dan anggota keluarga dekat mereka dilarang visa atau masuk ke China," lanjutnya

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning diminta untuk mengomentari sanksi tersebut pada jumpa pers harian.

"AS telah memberlakukan sanksi ilegal terhadap pejabat China dengan dalih apa yang disebut masalah hak asasi manusia terkait dengan Tibet, yang sangat mengganggu urusan dalam negeri China dan melanggar norma dasar yang mengatur hubungan internasional," kata Mao.

Sebelumnya, AS menjatuhkan sanksi kepada dua pejabat China atas tuduhan pelanggaran hak asasi manusia Tibet. Dua pejaat itu adalah Wu Yingjie, pejabat tinggi di Tibet dari 2016 hingga 2021, dan Zhang Hongbo, kepala polisi kawasan itu sejak 2018 .

Pada 9 Desember, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan Washington memberlakukan sanksi terhadap dua pejabat China untuk mencegah penahanan sewenang-wenang dan penganiayaan fisik terhadap kelompok agama minoritas di Tibet.

Kebijakan Wu menyebabkan "pelanggaran hak asasi manusia yang serius, termasuk pembunuhan di luar hukum, penganiayaan fisik, penangkapan sewenang-wenang, dan penahanan massal."

Sementara Zhang, terlibat terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia yang serius termasuk penyiksaan, kekerasan fisik, dan pembunuhan tahanan, termasuk mereka yang ditangkap atas dasar agama dan politik.

China, kata Mao, telah menyatakan penentangan tegas dan mengutuk keras tindakan Amerika Serikat.

Dia juga menekankan bahwa urusan Tibet murni urusan dalam negeri China, dan Amerika Serikat tidak memiliki hak atau kualifikasi untuk ikut campur secara sewenang-wenang.

"Campur tangan besar dalam urusan dalam negeri China akan dilawan dengan tegas oleh China," kata Mao.

"China mendesak pihak AS untuk mencabut sanksinya dan berhenti mencampuri urusan Tibet dan urusan dalam negeri China," ujarnya.