Pengamat: Konflik China-Taiwan Diprediksi Meningkat antara 2026-2027, AS bersama Australia dan Jepang Juga Terlibat

Tensi konflik antara China dan Taiwan diprediksi akan meningkat dalam waktu tiga tahun ke depan. Analis Senior dari Institut Kebijakan Strategis Australia Malcolm Davis mengungkapkan hal itu pada Selasa (27/12).


Pernyataan Davis datang tak lama setelah China melakukan unjuk kekuatan militer terbesarnya dengan mengirim 71 pesawat dan tujuh kapal ke Taiwan selama dua hari berturut-turut.

Mengutip keterangan Kementerian Pertahanan Nasional Taiwan, antara pukul 06.00 pada Minggu dan pukul 06.00 pada Senin, ada 47 pesawat China melintasi median Selat Taiwan.

China beralasan bahwa mereka menggelar latihan tersebut karena kekhawatiran atas potensi pengeluaran pertahanan AS yang memberikan lebih banyak bantuan militer ke Taiwan.

“Penerbangan semacam ini, dengan sejumlah besar pesawat dan kapal, adalah bagian dari proses pemaksaan untuk mencoba membuat Taipei menerima tuntutan China," klaim Davis, seperti dikutip dari 9News, Rabu (28/12).

Davis memprediksi periode terbesar dari risiko eskalasi konflik akan dimulai pada 2026 dan berlanjut hingga 2027.

"Dekade ini sangat berbahaya karena pada tahun 2027 militer China akan memiliki semua kemampuan yang mereka butuhkan untuk melakukan invasi lintas selat," katanya.

"Masa yang membuat saya terjaga di malam hari adalah periode 2026 hingga 2027 itu," lanjut Davis.

Dalam skenario terburuk China menginvasi Taiwan, Davis mengatakan AS akan datang untuk membantu pulau itu, kemudian beralih ke Australia untuk bantuan lebih lanjut.

"Saya pikir tidak terbayangkan bahwa Australia tidak akan mendukung Amerika Serikat dalam konflik seperti itu, terutama ketika mitra kami yang lain, seperti Jepang, juga mendukung Amerika Serikat dan Taiwan," kata Davis.