Lebih dari 14 juta ton biji-bijian telah diekspor dari Ukraina di bawah kesepakatan Laut Hitam dengan Rusia.
- Viral Video Mesum Selebgram Cantik Bersama Pegawai BUMN, Durasi 1 Menit 34 Detik
- Ini Dia 6 Daerah Banjir Paling Parah di Kota Tangerang
- BPBD Lebak Kirim Warning, Wisatawan Harap Waspada Bencana Alam saat Liburan Panjang
Baca Juga
Pejabat senior PBB pada Kamis (15/12) mengatakan, pengiriman itu pada akhirnya dapat menurunkan harga pangan global dan menyelamatkan dunia.
Pada konferensi pers di Jenewa, Kepala Badan Perdagangan dan Pembangunan PBB UNCTAD Rebeca Grynspan menyoroti dampak dari perjanjian antara Ukraina dan Rusia ini, yang menurutnya telah membantu menurunkan harga pangan dunia selama tujuh bulan berturut-turut.
“Kami telah melampaui 14 juta ton yang telah didistribusikan berkat Inisiatif Laut Hitam," katanya, menekankan bahwa pengiriman itu “sangat penting bagi pasar.
Ukraina, salah satu produsen biji-bijian utama dunia, mendapat serangan dari Rusia, menyebabkan macetnya pengiriman biji-bijian.
Pada 22 Juli, Turki bersama PBB menengahi perjanjian antara Rusia dan Ukraina terkait pengiriman biji-bijian ini yang disebut sebagai Inisiatif laut Hitam.
Kesepakatan itu telah membantu meringankan krisis pangan global yang disebabkan oleh perang Rusia.
Grynspan juga menepis klaim bahwa ekspor biji-bijian dari Ukraina berakhir di negara kaya daripada negara berkembang. Menurutnya, ekspor biji-bijian untuk ternak harus dibedakan dari yang dimaksudkan untuk konsumsi manusia.
“Pakan ternak mayoritas tidak pernah masuk ke negara berkembang: lebih merupakan impor negara maju,” ujar mantan wakil presiden Kosta Rika itu.
Meskipun merasa lega dengan ekspor kali ini, Grynspan tetap menyimpan kekhawatiran karena volume ekspor biji-bijian tetap di bawah level tahun lalu.
Grynspan juga mengkhawatirkan potensi krisis pupuk tahun depan, dengan mengatakan tingginya harga pupuk dapat menyebabkan krisis ketersediaan pada 2023.