Konflik bersenjata antara Rusia dan Ukraina yang sudah berlangsung 10 bulan diperkirakan masih akan jauh dari berakhir, sebab Moskow disebut-sebut sedang mempersiapkan perang jangka panjang.
- Viral Video Mesum Selebgram Cantik Bersama Pegawai BUMN, Durasi 1 Menit 34 Detik
- Diskotek Crown Jadi Biang Kerok Kebakaran yang Menewaskan Belasan Orang
- Warga Desak Kades Kerta Mundur Terkait Kasus Senpi dan Narkoba
Baca Juga
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengungkapkan hal itu pada Jumat (16/12).
"Rusia sedang bersiap untuk perang yang berkepanjangan di Ukraina dan pendukung NATO Kyiv harus terus mengirimkan senjata sampai Presiden Vladimir Putin menyadari bahwa dia tidak dapat menang di medan perang," kata Stoltenberg kepada AFP.
Kepala NATO memperingatkan bahwa hingga saat ini tidak ada tanda-tanda Putin telah melepaskan tujuannya untuk mengendalikan Ukraina.
“Kita tidak boleh meremehkan Rusia. Rusia sedang merencanakan perang yang panjang,” kata Stoltenberg.
“Kami melihat bahwa mereka mengerahkan lebih banyak kekuatan, bahwa mereka rela menderita juga banyak korban, bahwa mereka berusaha untuk mendapatkan lebih banyak senjata dan amunisi,” tambahnya.
"Kita harus memahami bahwa Presiden Putin siap berada dalam perang ini untuk waktu yang lama dan melancarkan serangan baru," lanjut Stoltenberg.
Namun demikian, kepala NATO tidak menutup kemungkinan bahwa perang antara Rusia dan Ukraina akan berakhir dengan negosiasi.
"Kemungkinan besar perang ini akan berakhir di meja perundingan, seperti kebanyakan perang," kata Stoltenberg, menegaskan setiap solusi harus memastikan Ukraina berlaku sebagai negara yang berdaulat dan merdeka.
"Cara tercepat untuk mencapainya adalah dengan mendukung mereka secara militer sehingga Presiden Putin memahami bahwa dia tidak bisa menang di medan perang tetapi harus duduk dan bernegosiasi dengan itikad baik," katanya.