Laporan hasil penyelidikan pada proses pemungutan suara elektronik untuk memilih presiden Brasil yang digelar bulan lalu telah resmi dikeluarkan oleh pihak militer.
- Jelang Pelantikan Andra Soni-Dimyati Natakusumah, Pj Gubernur Banten Mendadak Mutasi Kepala OPD
- BMKG Warning Warga Banten, Peringatan Cuaca Buruk di Lima Daerah
- Viral Video Mesum Selebgram Cantik Bersama Pegawai BUMN, Durasi 1 Menit 34 Detik
Baca Juga
Menteri Pertahanan Brasil Paulo Nogueira pada Kamis (10/11) tidak menyebutkan masalah khusus yang ditemukan dalam audit militer atas pemungutan suara tersebut.
Melalui surat yang Paulo kirimkan kepada Kepala Otoritas Pemilihan Tertinggi (TSE) Alexandre de Moraes, tertulis bahwa yang kemungkinan ada adalah risiko peretasan kode saat proses pemungutan suara tersambung ke internet.
"Dari tes fungsionalitas, tidak mungkin untuk mengatakan bahwa sistem pemungutan suara elektronik bebas dari pengaruh kode berbahaya apa pun yang dapat mengubah fungsinya," jelasnya seperti dimuat Reuters.
Oleh sebab itu, Paulo menyarankan agar TSE dapat membentuk komisi khusus guna menyisir hasil pemilu pada setiap tanda masalah yang dilaporkan pihak militer.
Hasil tersebut, tentu sangat mengecewakan pihak oposisi sayap kanan yang kalah pemilu, Jair Bolsonaro.
Sejak masa kampanye bahkan setelah kalah dala pemilihan putaran kedua, Bolsonaro kerap melemparkan tuduhan manipulasi dan kecurangan pada pemilihan elektronik tersebut.
Setelah hasil akhir diumumkan, Bolsonaro dan pendukung meminta keterlibatan pihak militer untuk menyelidiki lebih lanjut terkait kecurigaan tersebut.
Bolsonaro masih belum bisa menerima kemenangan Lula pada hasil pemungutan suara pada 30 Oktober lalu, terlebih dengan selisih suara yang sangat tipis yakni 50,9 melawan 49,1 suara.
Meski tak terima, Bolsonaro tetap mematuhi proses transisi presiden kepada Lula yag akan digelar pada 1 Januari tahun depan.