Presiden Joko Widodo diyakini tidak akan berani mengamputasi Partai Nasdem, meski sudah mendeklarasikan Anies Baswedan dijadikan Bacpares dan dekat dengan Demokrat.
- Partai Gerindra Sentil PDIP Soal PPN 12 Persen: Lempar Batu Sembunyi Tangan
- Al Muktabar Resmi Serahkan Tugas Pj Gubernur Banten, Penggantinya Bukan Orang Sembarangan
- Menteri Tito Karnavian Ganti Pj Gubernur Banten Al Muktabar, Tokoh Ini Penggantinya
Baca Juga
Pandangan itu disampaikan Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (19/10).
Menurut Dedi, dalam dunia politik sangat normal ada adega privat yang berkorelasi terhadap dinamika politik. Ia mencontohkan, peristiwa politik duduk satu mejanya antara Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)bersama JK dan Surya Paloh.
"Karena keputusan politik banyak yang dihasilkan dari pertemuan non formil, seperti yang ditampakkan oleh Surya Paloh, JK, SBY, Anies dan AHY," demikian kata Dedi.
Selama ini, dikatakan Dedi, hubungan privat yang sering ditunjukkan Surya Paloh ini bisa menunjukkan dua hal, ia dekat secara personal pada kolega elit politiknya, dan ini akan dianggap sebagai hubungan menuju kontestasi Pilpres 2024.
"Dan kedua, ini sinyal pada koalisi seberang, utamanya yang mulai gencar serang Nasdem, bahwa SP (Surya Paloh) tidak bisa didikte oleh siapapun," pungkasnya.
Namun demikian, Dedi menyarankan agar koalisi indonesai bersatu (KIB) segera berani dalam mengusung Capres.
"Artinya Paloh tetap loyal pada presiden sebagai mitra kerja, dan Jokowi pun rasanya tidak akan berani mengamputasi Nasdem dari kabinet," pungkasnya.