Keputusan Filipina untuk memberikan Amerika Serikat (AS) akses yang lebih besar ke pangkalan militernya tidak ditujukan untuk menciptakan perang. Alih-alih untuk mempertahankan diri dari ancaman eksternal semata.
- Viral Video Mesum Selebgram Cantik Bersama Pegawai BUMN, Durasi 1 Menit 34 Detik
- Ini Dia 6 Daerah Banjir Paling Parah di Kota Tangerang
- BPBD Lebak Kirim Warning, Wisatawan Harap Waspada Bencana Alam saat Liburan Panjang
Baca Juga
Begitu yang dikatakan oleh Menteri Pertahanan Filipina Carlito Galvez dalam sebuah pernyataan pada Kamis (2/3).
“Situasi geopolitik menjadi semakin genting dari hari ke hari. Kami tidak mempersiapkan perang, melainkan kami bertujuan untuk mengembangkan kemampuan pertahanan kami terhadap kemungkinan dan ancaman terhadap keamanan kami,” jelasnya, seperti dikutip Reuters.
Pernyataan Galvez muncul setelah beberapa senator dan seorang gubernur mengaku khawatir dengan keputusan Presiden Ferdinand Marcos Jr untuk memberi AS akses ke empat lokasi pangkalan militer.
Empat lokasi itu tambahan dari lima lokasi yang telah ditetapkan di bawah Perjanjian Kerjasama Pertahanan yang Ditingkatkan atau EDCA 2014.
EDCA mengizinkan akses AS ke pangkalan Filipina untuk pelatihan bersama, pra-penempatan peralatan dan pembangunan fasilitas seperti landasan pacu, penyimpanan bahan bakar, dan perumahan militer, tetapi bukan kehadiran permanen.
Keputusan Marcos diumumkan selama kunjungan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin pada bulan lalu. Itu muncul di tengah kekhawatiran atas agresivitas China di Laut China Selatan dan ketegangan atas Taiwan.