Makan Bergizi Gratis dan Program Tiga Juta Rumah Akan Tumbuhkan Ekonomi Nasional

ilustrasi - Chief Economist BCA David Samuel (kiri) sedang memberikan penjelasan mengenai dampak program MBG dan tiga juta rumah bagi ekonomi nasional dalam acara di ICE BSD Tangerang. ANTARA/Irfan
ilustrasi - Chief Economist BCA David Samuel (kiri) sedang memberikan penjelasan mengenai dampak program MBG dan tiga juta rumah bagi ekonomi nasional dalam acara di ICE BSD Tangerang. ANTARA/Irfan

Pengamat ekonomi blak-blakan terkait program pemerintah Prabowo-Gibran seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan pembangunan tiga juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah menjadi peluang bagi sektor industri dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.


Hal tersebut diungkapkan Chief Economist BCA David Samuel dalam acara diskusi terkait ekonomi di ICE BSD Tangerang, Banten, Minggu (23/2/2025).

David Samuel mengungkapkan, alasan program MBG bisa berdampak pada ekonomi nasional karena banyak sektor yang terkoneksi.

Hal tersebut mulai dari sektor industri makanan dan minuman, transportasi, logistik, pengemasan dan lainnya. Pasalnya, program MBG ini dilakukan setiap hari dengan penerima yang besar.

"Kami melihat sangat besar dampaknya ketika memang ini berjalan semuanya," kata David Samuel.

Sedangkan untuk program tiga juta rumah, kata David Samuel, pemerintah harus benar-benar memberikan insentif kepada sektor penopang agar nantinya bisa berjalan. Mulai dari pajak, perizinan maupun kebijakan lainnya

Pasalnya program ini sangat besar dan merambah berbagai sektor sehinga harus diatur dan melihat kesiapannya seperti industri semen, batu bata, cat dan sanitary produk lainnya.

"Pemerintah harus melihat kesiapan industri terkait agar ketika semua berjalan sudah siap dan tak ada lagi kendala. Lalu yang terpenting adalah melibatkan tenaga kerja lokal," jelasnya.

Adapun perbankan memberikan dukungan agar program tersebut bisa berjalan. 

Meski begitu, kata David Samuel, ada tantangan yang juga harus dibenahi pemerintah, yakni kekuatan industri dalam negeri agar nantinya tidak ada impor produk.

Pemerintah harus membangun ekosistem yang terkait dengan perumahan tersebut karena jumlahnya yang besar dan berlipat ganda dari pemerintahan sebelumnya.

"Yang paling siap di dalam negeri industri semen, bata dan cat. Tapi yang lainnya seperti sanitary produk lampu misalnya itu tidak ada," ujarnya. (ant)