Macan Kumbang Masuk Pemukiman Warga di Banten, 6 Ekor Kambing Lenyap

ilustrasi - Macan kumbang terpantau dari kamera pemantau yang dipasang Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cianjur, Jawa Barat.(ANTARA/Ahmad Fikri).
ilustrasi - Macan kumbang terpantau dari kamera pemantau yang dipasang Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, Cianjur, Jawa Barat.(ANTARA/Ahmad Fikri).

Macan kumbang yang membuat heboh permukiman warga di Desa Ciwarna, Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, Banten akhirnya sukses dievakuasi petugas Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat Wilayah I Serang.


Hal tersebut diungkapkan Kepala Resort Konservasi Wilayah III-Seksi Konservasi Wilayah I Banten Tuwuh Rahadianto dalam keterangannya di Serang, Banten, Jumat (28/3/2025).

"Untuk mengevakuasi macan kumbang ini kita memasang kandang jerat atau jepat selama kurang lebih dua minggu, namun belum membuahkan hasil, karena kandang kami terlalu pendek, jadi begitu kandang nutup macan masih bisa keluar," jelas Kepala Resort Konservasi Wilayah III-Seksi Konservasi Wilayah I Banten Tuwuh Rahadianto.

Oleh karena itu, pihaknya berkoordinasi dengan Taman Safari Indonesia untuk meminta bantuan personel dan kandang jebak yang lebih besar.

Pada Rabu (26/3), sekitar pukul 17.00 WIB, pihaknya memasang kandang jebakan bersama tim Taman Safari Indonesia di lokasi yang sama. 

Sekitar pukul 22.00 WIB, macan kumbang ini masuk ke kandang dan kemudian berhasil dievakuasi.

Menurut Tuwuh Rahadianto, usia macan kumbang tersebut remaja, sekitar 1-2 tahun, dan berjenis kelamin betina. Macan kumbang ini juga telah memakan enam ekor kambing milik warga.

"Ada kemungkinan macam ini dari kawasan hutan karena kemungkinan dekat dengan kawasan hutan negara," ungkapnya.

Merespons peristiwa tersebut, pihaknya akan melakukan penelitian dan tindak lanjut penyebab keluarnya macam kumbang tersebut keluar dari hutan.

"Melihat kondisi hutan saat ini sebetulnya masih terjaga, mungkin karena si macan mencari wilayah teritorial baru dan hutannya masih terjaga dan bagus," ujar Tuwuh Rahadianto.

Macan kumbang biasa hidup secara berpasangan bahkan tak jarang hidup sendiri karena menjaga wilayah teritorial, dan jarang hidup secara berkelompok.

"Kami akan terus memantau dan memasang kamera trap di lokasi untuk memantau dan memastikan bahwa tidak ada satwa liar dan dilindungi yang lainnya di areal dekat pemukiman warga," katanya.

Tuwuh Rahadianto mengimbau masyarakat tetap berhati-hati dan melakukan aktivitas seperti biasa, kalau menemukan hal serupa, baik macan kumbang, macan tutul, atau satwa lainnya, untuk segera melaporkan ke BKSDA.

"Jangan melakukan tindakan yang melukai apalagi sampai membunuh satwa tersebut," pungkasnya. (ant)