Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung terus berkomitmen untuk mengentaskan persoalan pangan di perkotaan. Apalagi saat ini isu ketahanan pangan menjadi perbincangan di tingkat dunia.
- Brigjen Endar Priantoro Resmi Dilantik Menjadi Kapolda Kalimantan Timur
- Alhamdulillah, THR ASN dan Honorer Cair Hari Ini
- Mudik Gratis di Tangerang, Pendaftaran Sampai 27 Maret 2025
Baca Juga
Keseriusan dan komitmen DKPP Kota Bandung tak sia-sia. Buruan SAE yang menjadi salah satu program ketahanan pangan menjadi inspirasi peserta konferensi U-20 yang digelar di Kota Bandung pada 3-4 Agustus 2022.
Begitu disampaikan Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar di Kantor DKPP Kota Bandung, Kamis (4/8).
"Ini bisa menjadi praktik baik yang diakui, dan kita ingin memperlihatkan itu. Alhamdulillah, menurut saya ini tidak salah," kata Gin Gin.
Gin Gin mengungkapkan berbagai kota dari sejumlah negara telah melirik Buruan SAE sebagai tempat penelitian atau studi banding. Salah satunya Kota Roma, Italia. Ibu kota Italia itu dijadwalkan berkunjung ke Kota Bandung sekitar Oktober 2022 untuk melakukan studi banding pada program Buruan SAE.
Gin Gin juga berharap, program Buruan SAE bisa menjadi cetak biru bagi kota-kota lain dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan. Setidaknya ada empat nilai lebih yang dimiliki Buruan SAE.
"Pertama, tak perlu lahan yang luas untuk menjalankan program ini. Sebagai contoh, Buruan SAE di Kelurahan Pajajaran terletak di atas lahan Sungai Citepus. Lahan ini disulap menjadi kebun yang menghasilkan aneka produk pangan, Hal sama juga terjadi di Kelurahan Sarijadi. Kelompok tani di sana menyulap tempat pembuangan menjadi lahan produktif dengan aneka produk pangan dan juga kerajinan tangan," tuturnya.
Kedua, lanjut Gin Gin, Buruan SAE mengintegrasikan berbagai komoditas pangan. Jadi, program ini tak hanya menghadirkan sayuran saja sebagai hasil panennya, melainkan juga ikan dan hewan ternak.
Ketiga, Gin Gin juga menyebut integrasi dengan program Kang Pisman sebagai keunggulan Buruan SAE.
"Kita punya program Kang Pisman sebagai upaya pengolahan sampah. Dengan Buruan SAE, kita bisa memanfaatkan hasil pengolahan sampah tadi," ucap Gin Gin.
"Selain itu, keunggulan terakhir ialah eksistensi Buruan SAE yang mengintegrasikan berbagai elemen masyarakat di Kota Bandung," jelas Gin-Gin.
Sebagai informasi, saat ini sudah ada 335 titik Buruan SAE di Kota Bandung. Jumlah ini diprediksi terus bertumbuh. Gin Gin berharap nantinya tiap RW di Kota Bandung memiliki satu titik Buruan SAE.
"Social movement ini terus bergerak, kita lihat terus pertumbuhannya," kata Gin Gin.
Sebagai informasi, pada 3-4 Agustus 2022 Kota Bandung menyelenggarakan konferensi internasional dengan tema: "Meningkatkan Ketahanan Pangan Kota dan Menciptakan Future Work Melalui Urban Farming Yang Berbasis Budaya Dan Teknologi".
Hari pertama akan dilaksanakan di Auditorium Arnts Geise Building - Universitas Katolik Parahyangan. Sementara di hari kedua akan dilakukan kunjungan lapang ke lokasi urban farming di Kota Bandung.
Hari kedua tersebut, Konferensi Internasional dengan tema "Meningkatkan Ketahanan Pangan Kota dan Menciptakan Future Work Melalui Urban Farming Berbasis Budaya dan Teknologi di Bandung" ini dihadiri beberapa pihak. Antara lain: Head of Milan Urban Food Policy Pact (MUFPP) Secretariat Filippo Gavazzeni, Staff of MUFPP Serena Duraccio, Food Director of Milan City Andrea Magarini, serta Kepala Daerah dari beberapa kota yang ada di Indonesia.