Kunjungan pimpinan Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI dalam rangka audiensi kepada Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) membahas soal dinamika kepemiluan di Indonesia. Termasuk meminta masukan terkait pelaksanaan Pemilu 2024.
- Hastag #Hastobiangkerok Menggema di Media Sosial
- Andra Soni Fokus Rekonsiliasi Jelang Pelantikan Gubernur Banten
- Partai Gerindra Sentil PDIP Soal PPN 12 Persen: Lempar Batu Sembunyi Tangan
Baca Juga
Ketua KPU RI, Hasyim Asyari mengatakan, agenda kunjungannya hari ini merupakan bagian dari rangkaian audiensi yang telah dilakukan sebelumnya. Apalagi, Hasyim mengungkapkan, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf memiliki latar belakang sebagai penyelenggara pemilu pascaera reformasi.
"Pak Yahya ini pernah jadi anggota KPU (di) Pemilu '99, sehingga sesungguhnya kami silaturahim ke sini dalam rangka silaturahim KPU junior kepada (KPU) senior," ujar Hasyim usai audiensi di Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Senen, Jakarta Pusat, Rabu (4/1).
Karena itulah, Hasyim menuturkan, pertemuannya dengan Ketum PBNU yang kerap disapa Gus Yahya itu adalah untuk meminta petuah terkait pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 agar berlangsung damai, aman, jurdil, dan luber.
"Supaya dapat pandangan, gambaran, dan kemudian nasihat-nasihat wejangan bagaimana menyelenggarakan pemilu secara demokratis dan berintegritas," imbuh Hasyim.
Dalam pertemuan ini, turut hadir anggota KPU RI lainnya. Yaitu Yulianto Sudrajad, Augst Mellaz, Mochammad Afifuddin, dan Betty Epsilon Idroos.