Kerap Jadi Negara Kreditur, Presiden Bank Dunia Sarankan India Dorong Keberlanjutan Utang Saat Pimpin G20

Presiden Bank Dunia, David Malpass/Net
Presiden Bank Dunia, David Malpass/Net

Dua bulan menjelang berakhirnya presidensi Indonesia di G20, India akan resmi mengambil alih tanggung jawab sebagai pemimpin selanjutnya. Sebagai organisasi ekonomi besar di dunia, forum ini diharapkan dapat berkontribusi nyata bagi kemajuan ekonomi negara-negara anggota bahkan seluruh dunia.


Presiden Bank Dunia, David Malpass, berharap India dalam kepemimpinannya di G20  dapat menjadi motor penggarak pertumbuhan ekonomi negara berkembang hingga miskin melalui program keberlanjutan utang.

"Ada potensi fokus pada utang. Melihat bagaimana keterlibatan India dalam bentuk pinjaman dan restrukturisasi utang di Sri Lanka senilai Rp 61,3 triliun. India juga menjadi kreditur utama bagi negara-negara Afrika," jelasnya menjelang Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia di Washington pada Jumat (7/10).

Malpass mencoba untuk mengarahkan perhatian India pada berbagai permasalahan yang dihadapi berbagai negera. Ia yakin jika forum G20 yang dipimpin India ke depannya akan semakin baik jika memfokuskan pada isu pinjaman negara.

"Saya pikir dunia berada pada titik di mana ada kemajuan yang dapat dibuat untuk kerangka kerja bersama yang lebih efektif. Jadi sebagai Ketua G20 tahun depan, India memiliki peluang di sana,” ujarnya.

Menurut Malpass, India juga sebenarnya telah menggaungkan komitmen keberlanjutan utang sebagai prioritas negara, sebagaimana yang dikatakan Menteri Luar Negeri India, S. Jaishankar selama kunjungannya di PBB dan AS pekan lalu.

"Saya juga telah berbicara dengan Perdana Menteri Modi tentang itu dan India menyadari bahwa ada kesulitan utang di negara-negara sekitarnya juga, jadi ini sangat relevan dengan India," kata Malpass.

Lebih lanjut, Malpass menjelaskan bahwa tak hanya peran piutang, India juga dapat mendorong kebijakannya di G20 untuk memajukan pendidikan dan   kepedulian terhadap perubahan iklim yang kini semakin mengkhawatirkan.

"Terjadi peningkatan kemiskinan pendidikan, dengan 70 persen anak-anak di negara berkembang tidak dapat membaca. Untuk G20 India, ini adalah peluang besar. India dapat menjadi pemimpin dalam pendidikan,” ujarnya.

"Melihat pentingnya adaptasi perubahan iklim, maka itu juga sangat penting bagi India dan untuk G20 secara keseluruhan," pungkasnya.