Kekurangan gizi menjadi salah satu fokus Pemerintah Indonesia. Untuk menekan angka tersebut dan menyukseskan program penurunan stunting, Pemerintah bekerja sama dengan beberapa lembaga dan isntansi, salah satunya adalah Kementerian Agama (Kemenag).
- Brigjen Endar Priantoro Resmi Dilantik Menjadi Kapolda Kalimantan Timur
- Alhamdulillah, THR ASN dan Honorer Cair Hari Ini
- Syekh Nawawi al Bantani Layak Jadi Pahlawan Nasional, Ini Kata Akademisi
Baca Juga
Direktur Penerangan Agama Islam (Penais) Kemenag, Ahmad Zayadi, mengatakan, Ditjen Bimas Islam memiliki delapan strategi untuk menyukseskan program tersebut.
Strategi pertama adalah Sinergi Lintas Sektor. Menurutnya, akan dilakukan sinergisitas lintas Kementerian antara Kemenag, Kemenkes, BKKBN, ormas Islam, dai, dan daiyah, untuk menyusun modul percepatan penurunan stunting dalam perspektif agama Islam.
“Semakin kolaboratif, maka peluang penurunan stunting semakin besar,” kata Zayadi dalam keterangannya pada Jumat (07/10).
Kemudian strategi kedua yaitu perlu dilakukan Peningkatan Sumber Daya Manusia. Ini akan dilakukan melalui pelatihan tentang penurunan stunting.
"Semua yang terlibat dari Penyuluh Agama Islam (PAI), dai, dan daiyah harus memiliki persepsi yang sama dalam memberikan materi penanggulangan stunting kepada masyarakat," katanya.
Strategi ketiga adalah memaksimalkan peran PAI dengan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan yang kreatif dan inovatif sebagai upaya penurunan stunting.
“Mulai hari ini PAI adalah agen yang bertugas mengedukasi dan menyosialisasikan kepada masyarakat bahaya stunting,” jelasnya.
Kemudian perlu dilakukan pemanfaatan aplikasi e-PA. Zayadi mengungkapkan, strategi keempat ini akan memanfaatkan aplikasi Penyuluh Agama Elektronik berbasis website (e-PA) sebagai media pelaporan, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan bimbingan dan penyuluhan bidang stunting bagi PAI.
Strategi kelima adalah maksimalkan aplikasi Ustadzkita
Zayadi menjelaskan, pihaknya akan memaksimalkan aplikasi Ustadzkita sebagai media yang mampu menampung kumpulan referensi materi-materi tentang Stunting dalam perspektif agama Islam.
“Nanti di aplikasi Ustadzkita akan ada kanal yang memudahkan siapapun untuk mendapatkan referensi dan rujukan tentang cara penurunan stunting,” ungkapnya.
Berikutnya ada stretegi untuk menyiapkan materi dakwah Zayadi mengungkapkan, pihaknya menyiapkan materi dakwah tematik tentang stunting dalam perspektif agama Islam.
“Ini sebagai bentuk pemerintah hadir dengan menyiapkan materi dakwah sebagai bentuk menanggulangi stunting,” kata Zayadi.
Strategi ketujuh adalah dakwah kesehatan. Dakwah kesehatan bisa menjadi upaya pencegahan stunting dengan pendekatan ilmu keislaman yang dilakukan oleh penceramah. Zayadi menyampaikan, secara akademik Kemenag ditantang untuk merumuskan fikih kontemporer sesuai perubahan-perubahan zaman.
“Bisa jadi nanti ada fikih kesehatan reproduksi, fikih tentang stunting, dan masih banyak lagi. Kita harus memiliki perspektif karena zaman mengalami perubahan, maka fikih pun harus melakukan penyesuaian,” katanya.
Strategi yang kedelapan adalah optimalisasi penghulu dan PAI. Mengoptimalkan peran penghulu dan PAI dalam Bimbingan Pra Nikah melalui capacity building sangat membantu sebagai fasilitator dalam memberikan layanan dan bimbingan bagi masyarakat.