Sejumlah Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Lebak, Banten selama Ramadan 2025 mengkaji kitab kuning karangan Syech An Nawawi Al-Jawi Tanara Banten yang wafat di Makkah pada 1317 Hijriah.
- Skema Ganjil Genap Tol Cikupa-Merak saat Situasi Merah, Berlaku 27-30 Maret
- Brigjen Endar Priantoro Resmi Dilantik Menjadi Kapolda Kalimantan Timur
- CERI: Gubernur Aceh Tidak Mudah Percaya Soal Pengembangan WKP Seulawah Agam oleh Pertamina
Baca Juga
Hal tersebut diungkapkan Pimpinan Ponpes Al Abrar KH Ahmad Hudori dalam keterangannya di Lebak, Banten, Minggu (2/3/2025).
"Kita mewajibkan santri mengkaji dan memperdalam kitab karangan An Nawawi Al-Jawi Tanara Banten tentang tauhid dan tasawuf karena sangat mendasar," kata Pimpinan Ponpes Al Abrar KH Ahmad Hudori.
KH Ahmad Hudori menyebutkan, bahwa pengkajian kitab karangan Syech An Nawawi di antaranya Kitab Ukudul Zain, Kitab Sulamun Taufik, dan Tanqihul Qaul dan Kitab Murokil Budiah.
Kitab karangan Syech An Nawawi tersebut untuk memperdalam dan memperjelas tentang tauhid, fiqih, dan tasawuf sebagai dasar ibadah kepada Allah SWT.
Menurut KH Ahmad Hudori, ia bersama puluhan santri mengkaji kitab itu setelah Salat Zuhur hingga sore hari selama Ramadan.
Dalam pengkajian kitab tauhid, fikih dan tasawuf itu para santri menggunakan tinta untuk mengisi makna dan arti dalam huruf Arab gundul tanpa tanda patah, doma, dan kasrah.
Penyampaian kitab tersebut dengan lughoh (membaca) menggunakan Bahasa Jawa Serang dan diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dan Sunda.
KH Ahmad Hudori mengatakan, manfaat pengkajian kitab tauhid, agar kehidupan santri bisa mematuhi tentang keimanan, ketaqwaan kepada Allah juga memiliki sikap sopan santun, adab, dan hubungan baik terhadap sesama manusia serta lingkungan.
Kitab fiqih, kata KH Ahmad Hudori, bagaimana membangun rumah tangga suami istri dapat mewujudkan sakinah mawadah juga bagaimana tata cara melaksanakan ibadah yang benar, seperti wudhu, adzan, salat, siwak, dan lainnya.
Sedangkan, tasawuf yang lebih dikenal sebagai sufisme merupakan suatu ajaran tentang bagaimana menyucikan jiwa, menjernihkan akhlak, serta membangun dhahir dan batin untuk dapat memperoleh kebahagiaan abadi.
"Saya kira pengkajian kitab tauhid, tasawuf dan fiqih sangat penting bagi santri untuk menambah pengetahuan dan bisa dikembangkan kepada masyarakat," jelasnya.
Sementara itu, pimpinan Ponpes Almaqro Bani Saud Rangkasbitung Lebak Ustadz Hilmi Wahidin mengatakan pihaknya setiap Ramadan mengkaji Kitab Murokil Budiah untuk mendalami ilmu fiqih, tauhid, dan akidah Islam.
Ustadz Hilmi Wahidin mengungkapkan, pihaknya menerangkan pembahasan tentang seorang lelaki belajar ilmu agama untuk memperoleh kebahagiaan.
"Kami berharap santri dengan pengkajian kitab kuning karangan Syech An Nawawi dapat meningkatkan kompetensi ilmu-ilmu fikih, tasawuf, tauhid hingga akidah," jelasnya.
Pelaksana Harian Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Lebak Badrusalam mengatakan pengkajian kitab-kitab karangan Syech An Nawawi pada bulan Ramadhan sudah menjadi kebiasaan di berbagai ponpes di daerah ini.
"Mereka memperdalam kajian kitab tauhid, tasawuf, tafsir, dan fiqih untuk memperkuat dan meyakini keimanan dan ketakwaan kepada Allah," ujarnya. (ant)