Kerja-kerja jurnalistik berbeda dengan kerja humas. Jurnalistik, membutuhkan sumber yang kredibel dan bisa dipertanggungjawabkan.
- Brigjen Endar Priantoro Resmi Dilantik Menjadi Kapolda Kalimantan Timur
- Alhamdulillah, THR ASN dan Honorer Cair Hari Ini
- Syekh Nawawi al Bantani Layak Jadi Pahlawan Nasional, Ini Kata Akademisi
Baca Juga
“Kerja jurnalistik bukan kerja humas, pastikan harus konfirmasi lagi,” kata Wakil Ketua Dewan Pers, Muhammad Agung Dharmajaya dikutip dari laman resmi Dewan Pers, Senin (10/10).
Jurnalistik perlu memperdalam informasi yang diterima dan tidak menelan mentah-mentah siaran pers yang diterima.
Ia mencontohkan seperti wartawan ekonomi. Tidak hanya hanya membutuhkan kemampuan jurnalistik semata, wartawan ekonomi perlu memiliki pemahaman mendalam terkait bidangnya, salah satunya perbankan, agar berita yang ditulisnya benar dan akurat.
“Informasi bisa salah, bisa bohong. Tapi, berita tidak boleh salah. Berita yang benar itu dalam prosesnya jelas, mulai proses mengolah sampai menyajikan, semua jelas," lanjutnya.
Di sisi lain, Ketua Komisi Hubungan Antarlembaga dan Luar Negeri Dewan Pers, Totok Suryanto menyebut modal pers adalah profesional dan kepercayaan. Oleh karenanya, tugas Dewan Pers menegakkan martabat.
"Media harus profesional dan dipegang oleh orang-orang yang profesional juga. “Intinya kode etik itu cuma satu, hati nurani,” tandas Totok.