Jokowi Sukses Membuat para Pemimpin Dunia Rileks Selama KTT G20, Indonesia Layak Jadi Jurudamai

Mantan Duta Besar Indonesia untuk Australia & Tiongkok China, Imron Cotan/Net
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Australia & Tiongkok China, Imron Cotan/Net

Sejumlah kepala negara yang hadir di KTT G20 yang digelar selama 2 hari di Bali memuji Presiden Joko Widodo. Lantaran Presiden Jokowi dianggap telah membuat nyaman para pemimpin negara saat mengikuti KTT G20.


Mantan Dutabesar Indonesia untuk Australia dan China, Imron Cotan mengatakan, Presiden Jokowi berhasil membuat para pemimpin dunia rileks dan menghindarkan terjadinya konflik selama KTT G20.

"Presiden Jokowi membuat orang rileks dengan modal sosial capital kita. Bahkan Presiden Joe Biden sampai mengatakan, kalau bisa saya tinggal di Bali dan tidak mau pulang. Saya kira ini luar biasa apresiasinya, dan sosial capital ini tidak dimiliki India sebagai Presidensi G20 berikutnya," kata Imron lewat keterangannya, Kamis (17/11).

Imron melanjutkan, sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di duna, Indonesia memiliki kemampuan sebagai jurudamai. Apalagi hal ini telah diatur dalam konstitusi untuk ikut serta menjaga perdamaian dunia.

"Menjadi ketua atau tidak menjadi ketua apapun, Indonesia wajib menjalankan tugas konstitusinya yaitu menegakkan perdamaian dunia. Jadi  saya kira kita mampu, kita punya modal sebagai salah satu negara terbesar di dunia," katanya.

Imron juga menegaskan, konstitusi telah menugaskan Indonesia sebagai jurudamai atau penengah. Indonesia bisa diterima semua negara, karena relatif tidak punya musuh. Tidak seperti India, ketua Presidensi G20 berikutnya yang bermusuhan dengan China dan Pakistan.

Karena itu, perhatian seluruh dunia tertuju kepada Indonesia berharap menjadi jurudamai untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina agar tidak berdampak lebih lanjut pada krisis global.

"Itu sebenarnya bukan tugasnya G20, tapi tugasnya PBB yang sekarang ini praktis suda tidak mempunyai gigi lagi. Organisasinya sudah tidak mampu mengatasi menghadapi tantangan zaman, oleh karena itu PBB perlu direformasi," ujarnya.

Imron menambahkan, keberhasilan mengumpulkan 17 kepala negara dan pemerintahan, serta pemimpin lembaga-lembaga penting di dunia sudah sangat baik. Sudah melampaui 50 persen plus 1.  

Menurutnya, kehadiran Presiden AS Joe Biden dan Presiden China  Xi Jinping dalam KTT G20 sangat melegakan dunia, meskipun Presiden Rusia Vladimir Putin tidak hadir.

"KTT G20 berhasil menghasilkan deklarasi baru mengenai pandemic fund. Amerika juga berkomitmen untur menyisihkan sekitar 700 miliar dolar AS untuk masa transisi energi hijau untuk Indonesia. Secara garis besar pelaksanaan KTT G20 sudah cukup berhasil,” demikian Imron.