Kemunculan seorang wanita yang ditangkap saat menerobos Istana Negara dengan membawa senjata api menunjukkan ancaman teror dan keamanan begitu nyata jelang KTT G20.
- Hastag #Hastobiangkerok Menggema di Media Sosial
- Andra Soni Fokus Rekonsiliasi Jelang Pelantikan Gubernur Banten
- Partai Gerindra Sentil PDIP Soal PPN 12 Persen: Lempar Batu Sembunyi Tangan
Baca Juga
"Kejadian wanita bersenpi menerobos istana jangan dianggap remeh, harus diantisipasi dan jangan sampai banyak spekulasi liar. Kami sudah mengingatkan isu terorisme wajib diperhatikan serius jelang KTT G20," kata Sekretaris Jaringan Muslim Madani (JMM), Lukman Hakim kepada wartawan, Selasa (25/10).
Menurutnya, citra Indonesia sangat dipertaruhkan jelang G20 terkait jaminan keamanan. Kejadian wanita berpistol jelas jadi tamparan karena terjadi di ring utama yang harusnya steril dari potensi ancaman keamanan.
"Motif memang masih belum jelas, kita serahkan pada pihak berwajib mengungkap secara terang-benderang. Peristiwa perempuan berpistol terobos istana harus jadi warning bagi kita semua," jelasnya.
Belajar dari berbagai kasus ancaman keamanan dan teror di Indonesia, pemerintah harus lebih sigap mengantisipasi keamanan menjelang pertemuan puncak KTT G20 tersebut. Pasalnya selama jaringan terorisme masih eksis, kata dia, maka potensi ancaman teror masih ada.
“Momen KTT G20 merupakan pertaruhan besar citra Indonesia di mata dunia Internasional, kunci suksesnya pada penjaminan pengamanan total," tutupnya.