Pertemuan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, dengan Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, pada Sabtu kemarin (8/10), memunculkan berbagai spekulasi terkait kerja sama dua partai besar itu pada Pemilu 2024.
- Hastag #Hastobiangkerok Menggema di Media Sosial
- Andra Soni Fokus Rekonsiliasi Jelang Pelantikan Gubernur Banten
- Partai Gerindra Sentil PDIP Soal PPN 12 Persen: Lempar Batu Sembunyi Tangan
Baca Juga
Bahkan, seandainya Airlangga dan Puan bersatu, maka akan menjadi pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang mampu menyurutkan niat kandidat pas-pasan untuk bertarung di Pilpres 2024 mendatang.
Menurut Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam, pasangan Airlangga-Puan merupakan pasangan yang lebih realistis.
"Selain parpol pengusungnya jelas memenuhi ambang batas, juga akan mengancam dan menyurutkan kandidat pas-pasan untuk dapat bertarung dengan Airlangga-Puan," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Senin (10/10).
Akademisi Universitas Sahid Jakarta ini melihat kandidat lainnya akan mudah terpental kalau Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar dan Ketua DPP PDI Perjuangan itu resmi berkoalisi.
"Kandidat lainnya seperti Prabowo bahkan Anies yang belum jelas koalisinya akan berpikir beribu-ribu kali untuk melawan pasangan Airlangga-Puan," tegas Saiful.
Lebih jauh, Saiful bahkan menilai tokoh seperti Prabowo Subianto yang tidak ingin mengulangi kekalahan untuk ketiga kalinya, sangat mungkin akan bergabung jika Airlangga-Puan berpasangan.
"Selain mematahkan kesempatan pasangan capres, juga akan menyurutkan kandidat pasangan calon untuk bertarung, mereka lebih cenderung bergabung dengan pasangan Airlangga-Puan," pungkas Saiful.