Isu perang dingin antara Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dengan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman diyakini sebagai manuver politik. Dipicu oleh ketakutan bahwa tongkat estafet Panglima TNI akan dilanjutkan oleh KSAL.
- Hastag #Hastobiangkerok Menggema di Media Sosial
- Andra Soni Fokus Rekonsiliasi Jelang Pelantikan Gubernur Banten
- Partai Gerindra Sentil PDIP Soal PPN 12 Persen: Lempar Batu Sembunyi Tangan
Baca Juga
Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, pergantian Panglima TNI pada akhir 2022 ini akan menjadi pertaruhan soliditas di tubuh TNI, menyusul adanya isu perang dingin antara Panglima dengan KSAD.
"Nah menjelang penggantian Panglima TNI Desember nanti apakah kondisi ketidakharmonisan antara Panglima TNI dan KSAD akan tetap terus untuk jadi alat negosiasi bagi KSAD untuk rebut jabatan Panglima, meski dari AD?" ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (7/9).
Muslim mengaku curiga, melihat latar belakang Jenderal Dudung yang sering membuat gesekan di tengah masyarakat, tengah bermanuver agar jabatan Panglima TNI tidak jatuh ke matra lainnya.
"Karena bisa jadi gesekan ini adalah manuver Dudung raih jabatan Panglima (TNI), karena mantan Pangdam Jaya ini sadar jabatan Panglima akan jatuh ke KSAL?" pungkas Muslim.