Jelang Pilkada 2024, MUI Banten Ajak Ulama Menjadi Penyejuk Umat

ilustrasi - Ketua Umum MUI Banten KH Ahmad Bazari Syam saat Mukerda IV MUI Banten di Serang, Kamis (21/11/2024). (ANTARA/Mulyana)
ilustrasi - Ketua Umum MUI Banten KH Ahmad Bazari Syam saat Mukerda IV MUI Banten di Serang, Kamis (21/11/2024). (ANTARA/Mulyana)

Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten tegas mengajak para ulama dan kiai serta pimpinan organisasi massa (ormas) keagamaan lainnya menjadi penyejuk bagi umat menjelang pencoblosan Pilkada serentak 2024.


Hal tersebut diungkapkan Ketua Umum MUI Banten KH Ahmad Bazari Syam seusai menggelar Mukerda IV MUI Banten di Serang, Banten, Kamis (21/11/2024).

"Kami mengajak kepada seluruh keluarga besar MUI untuk bisa memilah dan memilih diksi dan narasi dakwah yang menyejukkan pada semua orang," kata KH Ahmad Bazari.

KH Ahmad Bazari menyebutkan, bahwa dalam narasi dan diksi dakwah yang disampaikan keluarga besar MUI Banten yakni para ulama, kiai dan pimpinan pondok pesantren, agar memberikan ketenangan dan ketenteraman kepada seluruh masyarakat, di tengah suasana politik saat ini menjelang pencoblosan pelaksanaan Pilkada serentak pada 27 November 2024.

"Perbedaan pilihan itu hal yang biasa, namun tidak harus melahirkan perselisihan, pertentangan apalagi perpecahan," tegas KH Ahmad Bazari.

Menurut KH Ahmad Bazari, MUI Banten juga mengimbau kepada seluruh umat Islam agar menyalurkan hak pilihnya karena memilih pemimpin itu adalah kewajiban sebagai sebuah ikhtiar untuk mencari sosok pemimpin yang terbaik.

Selain itu, KH Ahmad Bazari juga mengajak kepada para ulama dan kiai agar memberikan edukasi kepada umat untuk menjauhi money politic karena hal tersebut juga bertentangan dengan ajaran Islam.

"Makanya kami bersinergi dengan KPU, Bawaslu, Kepolisian dan TNI untuk memberikan pelajaran kepada masyarakat bahwa 'riswah' dalam bentuk apapun dilarang dalam Islam," jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, ajakan serupa juga disampaikan KH Sodikun yang mewakili Ketua Umum MUI Pusat.

KH Sodikun meminta seluruh keluarga besar MUI untuk bersikap netral dalam pelaksanaan Pilkada serentak dan secara organisasi tidak boleh berpihak atau mendukung salah satu pasangan calon tertentu.

KH Sodikun pun mengajak para ulama dan kiai agar menjadi perekat dan penguat anak bangsa agar jangan sampai terjadi perpecahan yang disebabkan karena berbeda pandangan politik atau berbeda pilihan.

Menurut KH Sodikun, memilih dalam pandangan Islam adalah sebuah kewajiban, sehingga jangan sampai 'golput" karena itu adalah haram dalam paradigma Islam karena itu perbuatan tidak bertanggung jawab.

"Kemudian dalam tausiyah kebangsaan MUI mendoakan agar Pilkada serentak ini menghasilkan pemimpin yang amanah, jujur dan bisa memajukan bangsa dan negara," ujarnya. (ant)