Jamur Tiram saat ini menjadi buruan konsumen di Kabupaten Lebak, Banten, hal itu terungkap saat sejumlah pembudidaya jamur tiram di wilayah tersebut mengaku kewalahan melayani permintaan pasar.
- Janji IPO Berujung Tipu Daya, Tabratas Tharom Rugikan Maicih hingga Miliaran
- Warga Galau Pajak Kendaraan Bermotor Naik, Bapenda Banten Tegas Tak Ada Kenaikan PKB dan BBNKB
- Menutup 2024, Kinerja Bank Banten Positif Cetak Laba Rp 26 Miliar
Baca Juga
Kondisi tersebut ternyata disebabkan di daerah itu banyak masyarakat yang menggelar pesta pernikahan.
Hal itu diungkapkan Ketua Pembudidaya Jamur Tiram Malabar, Ibing (40) Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak, Minggu (6/10/2024).
"Sejak sepekan terakhir kami menghabiskan sekitar empat ton," kata Ibing (40).
Menurut Ibing, produksi pembudidaya jamur tiram di wilayahnya dengan 10 anggota sangat membantu pendapatan ekonomi para pembudidaya setempat, karena permintaan konsumen cenderung meningkat.
"Biasanya, permintaan jamur tiram untuk satu pekan sebanyak dua ton, namun kini mencapai empat ton," jelas Ibing.
"Kami meyakini musim pesta pernikahan itu dipastikan berlangsung sampai Desember mendatang," sambungnya.
Ibing mengungkapkan, dirinya memenuhi permintaan jamur tiram sebanyak empat ton itu ditampung oleh tengkulak dengan harga Rp14 ribu per kilogram, sehingga bisa menghasilkan pendapatan Rp56 juta.
"Permintaan konsumen itu terpenuhi oleh pembudidaya jamur tiram Malabar, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak," jelas Ibing.
Ibing menyebutkan, bahwa produksi jamur tersebut dipasok ke Pasar Rangkasbitung, Pandeglang dan Serang.
"Kami meyakini pendapatan ekonomi perajin jamur tiram cukup membaik dengan meningkatnya permintaan itu dipastikan bisa meraup keuntungan jutaan rupiah," bebernya.
Sementara itu, pembudidaya jamur tiram lainnya, Sarif (55), warga Kecamatan Cikulur, Kabupaten Lebak, mengatakan selama ini permintaan pasar cenderung meningkat dan mereka perajin merasa kewalahan melayani konsumen.
"Permintaan konsumen hingga mencapai tiga ton dari sebelumnya satu ton dan dipasok ke luar daerah," ujar Sarif.
Saat ini, kata Sarif, jumlah perajin jamur tiram di wilayahnya itu sebanyak 10 anggota dengan menyerap 25 tenaga kerja lokal.
"Kami berharap pembudidaya dapat meningkatkan produksi, karena permintaan pasar cenderung meningkat," ungkap Sarif.
Sementara itu, Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar mengatakan para pembudidaya jamur tiram di daerah ini tumbuh dan berkembang, sehingga dapat memenuhi permintaan pasar Rangkasbitung, Pandeglang, Serang, dan Tangerang.
"Kami minta pembudidaya jamur tiram dapat meningkatkan produksi, sehingga dapat terpenuhi permintaan pasar," kata Deni Iskandar. (ant)