Ucapan selamat diberikan mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev kepada Elon Musk setelah orang terkaya itu resmi menjadi pemilik Twitter pada Jumat (28/10) waktu setempat.
- Jelang Pelantikan Andra Soni-Dimyati Natakusumah, Pj Gubernur Banten Mendadak Mutasi Kepala OPD
- Viral Video Mesum Selebgram Cantik Bersama Pegawai BUMN, Durasi 1 Menit 34 Detik
- Ini Dia 6 Daerah Banjir Paling Parah di Kota Tangerang
Baca Juga
Lewat cuitan di akun Twitternya, Medvedev menyampaikan doa kesuksesan untuk Musk yang berhasil membuat kesepakatan senilai 44 miliar dolar AS untuk membeli platform jejaring sosial itu pada Kamis malam setelah beberapa bulan negosiasi.
"Semoga berhasil Elon Musk dalam mengatasi bias politik dan kediktatoran ideologis di Twitter," cuit Medvedev, menunjukkan apa yang dia anggap sebagai masalah yang mengganggu platform media sosial di bawah kepemimpinan sebelumnya, seperti dikutip dari RT, Sabtu (29/10).
Mantan presiden itu juga menyarankan agar pemilik perusahaan Space-X itu menghentikan operasi Starlink di Ukraina.
Dioperasikan oleh perusahaan SpaceX milik Musk, layanan satelit Starlink telah menjadi alat komunikasi utama bagi pasukan Ukraina di tengah konflik dengan Rusia.
Awal pekan ini, diplomat top Rusia Konstantin Vorontsov mengatakan bahwa penggunaan satelit sipil untuk tujuan militer adalah tren yang sangat berbahaya dan memperingatkan bahwa, dengan demikian, pesawat ruang angkasa dapat dianggap sebagai target yang sah untuk serangan balasan.
Musk belum menanggapi pesan Medvedev, meskipun keduanya baru-baru ini memiliki percakapan yang mengesankan di Twitter.
Pekan lalu, miliarder itu mencoba menanyai Medvedev, yang sekarang menjadi wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, tentang situasi di medan perang di Ukraina. Mantan presiden itu menghindari pertanyaan Musk, alih-alih mengundang orang terkaya di dunia itu untuk mengunjungi Moskow pada Hari Kemenangan pada 9 Mei.
Pada awal Oktober, Medvedev bereaksi terhadap rencana perdamaian Musk untuk Ukraina yang membuat marah banyak orang di Kyiv, dengan bercanda bahwa miliarder itu sebenarnya adalah "agen bayangan" Rusia yang telah membuka penyamarannya.