Adanya isu dan skenario agar Joko Widodo menjadi Ketua Umum (Ketum) PDI Perjuangan menggantikan Megawati Soekarnoputri dianggap akan membuat PDIP semakin marah kepada Ganjar Pranowo dan relawannya.
- Hastag #Hastobiangkerok Menggema di Media Sosial
- Andra Soni Fokus Rekonsiliasi Jelang Pelantikan Gubernur Banten
- Partai Gerindra Sentil PDIP Soal PPN 12 Persen: Lempar Batu Sembunyi Tangan
Baca Juga
Direktur Pusat Riset Politik, Hukum dan Kebijakan Indonesia (PRPHKI), Saiful Anam mengatakan, pernyataan Presiden Jokowi soal "Ojo kesusu" bisa jadi bermakna penentuan calon presiden (Capres) menunggu Jokowi menjadi Ketum PDIP.
"Saya menduga ada skenario agar Jokowi menjadi Ketum PDIP, sehingga apa yang diinginkan oleh relawan Ganjar untuk mencapreskan Ganjar dapat dengan mudah terealisasi," ujar Saiful kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (30/10).
Menurut Saiful, hal tersebut sah-sah saja, namun tidak elok apabila Megawati masih menjabat sebagai Ketum PDIP, namun relawan Ganjar sudah bisik-bisik tentang pergantian Megawati.
"Tentu ini sangat bermakna sensitif sekali, artinya ini pasca Ganjar diberi sanksi ada desakan agar Jokowi menjadi Ketum PDIP, maka sama halnya dapat dikatakan ada adu domba antara Ganjar dengan PDIP," kata Saiful.
Bahkan kata akademisi Universitas Sahid Jakarta ini, hal tersebut dapat memunculkan friksi-friksi baru di internal PDIP.
"Bisa jadi isu ini akan semakin membuat PDIP semakin marah kepada Ganjar dan relawannya," pungkasnya.