Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengaku menemukan setidaknya dua anomali dalam pelaksanaan Pilkada Banten 2024 yang mempertemukan dua kandidat Andra Soni-Achmad Dimyati Natakusumah dan Airin Rachmi Diany-Ade Sumardi.
- Coblos Ulang Pilkada Kabupaten Serang 19 April, Jangan Golput
- Coblos Ulang Pilkada Kabupaten Serang, Zakiyah-Najib Optimistis Kembali Menang
- MK Putuskan Coblos Ulang Pilkada Kabupaten Serang, Ini Jadwalnya
Baca Juga
Basarah mengungkap anomali pertama dengan menyebut informasi tentang intervensi Partai Cokelat (Parcok) dalam menggagalkan kemenangan Airin.
Namun, dia merasa kaget Airin yang diusung PDIP juga menerima intervensi. Sebab, eks Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) itu berstatus Ketua Tim Pemenangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka di Banten
"(Ini) anomali yang pertama, di luar nalar kami," kata Basarah dalam konferensi pers menyikapi hasil pilkada serentak 2024 di kantor DPP PDIP, Jakarta Pusat, Kamis (28/11).
Ketua Fraksi PDIP di MPR RI itu kemudian mengungkap anomali kedua dengan berbicara hasil survei beberapa pekan sebelum pencoblosan Pilkada Banten 2024.
Menurut Basarah, sejumlah lembaga survei memotret Airin punya elektabilitas tinggi di atas 70 persen dibandingkan pesaing, Andra Soni.
Namun, kata dia, hasil survei tidak sejalan dengan kenyataan. Airin justru kalah berdasarkan hitung cepat atau quick count beberapa lembaga.
"Kemudian hanya dalam waktu beberapa hari saja bisa berubah secara signifikan, (ini) anomali yang kedua," lanjut dia.
Adapun, hasil hitung cepat menyatakan Airin-Ade hanya memperoleh 42,48 persen, sedangkan pesaing mereka di Pilkada Banten, yakni Andra Soni-Achmaf Dimyati Natakusumah mengantongi 57,52 persen.
Basarah setelah menerima arahan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto akan menempuh upaya agar proses politik bisa berkeadilan.
Menurut dia, sekecil apa pun intervensi kekuasaan, melalui Parcok hingga ASN tidak boleh terjadi dalam peradaban demokrasi.
"Kami akan teruskan ke Mahkamah Konstitusi," kata Basarah.