Harga Cabai Mulai Meroket, Ini Momoknya

ilustrasi - Penjual sembako di Pasar Induk Rau, Kota Serang, Banten, Sabtu, (25/1/2025). (ANTARA/Desi Purnama Sari)
ilustrasi - Penjual sembako di Pasar Induk Rau, Kota Serang, Banten, Sabtu, (25/1/2025). (ANTARA/Desi Purnama Sari)

Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskopukmperindag) Kota Serang, Banten, mengungkapkan penyebab (momok,red) harga cabai rawit terus meroket.


Hal tersebut diungkapkan Kepala Diskopukmperindag Kota Serang, Wahyu Nurjamil, di Serang, Banten, Sabtu (25/1/2025).

Menurut Wahyu Nurjamil, bahwa momok naiknya harga cabai disebabkan karena faktor cuaca. Hal itu mengakibatkan produksi cabai di petani menurun dan harga mengalami kenaikan hingga menyentuh Rp120 ribu per kilogram.

"Karena memang cuaca. Jadi, ada yang harusnya panen cabai, ternyata itu tidak panen. Makanya distribusinya untuk cabai memang sekarang ini agak berkurang," kata Wahyu Nurjamil.

Wahyu Nurjamil mengungkapkan, bahwa kenaikan harga cabai rawit merah hampir terjadi di seluruh daerah di Indonesia. 

Menurut Wahyu Nurjamil, dari hasil pemantauan di lapangan, untuk cabai rawit merah di Pasar Induk Rau Kota Serang masih tinggi kisaran Rp100 ribu sampai Rp120 ribu per kilogram.

"Pada rapat inflasi minggu yang lalu, bahwa ini juga terjadi di berbagai daerah. Jadi bukan hanya di Kota Serang aja," ungkapnya.

Wahyu Nurjamil pun mengaku pihaknya sudah berkoordinasi dengan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dalam rangka untuk menstabilkan harga cabai rawit merah.

"Bapanas juga menyampaikan ke kami bahwa, kalau memang dimungkinkan nanti oleh Bapanas itu akan ada intervensi dari Bapanas," jelasnya.

Selain itu, pihaknya mengaku Diskopukmperindag akan terus melakukan pemantauan harga khususnya cabai di sejumlah pasar, agar tidak terus mengalami kenaikan.

"Kami juga melakukan monitoring bahan pokok ke Pasar Induk Rau Kota Serang, untuk mengetahui harga-harga bahan pokok. Biasanya tiap harinya ada laporan ke kami," pungkasnya. (ant)