Gagasan Airin Tak Terbendung, Program Banten Cerdas Berkonsep Sekolah Gratis

ilustrasi - Bakal calon gubernur Banten Airin Rachmi Diany menggagas program Banten Cerdas pada bidang pendidikan. ANTARA/HO-Tim Airin
ilustrasi - Bakal calon gubernur Banten Airin Rachmi Diany menggagas program Banten Cerdas pada bidang pendidikan. ANTARA/HO-Tim Airin

Bakal calon gubernur Banten Airin Rachmi Diany membeberkan salah satu gagasannya, yakni program Banten Cerdas pada bidang pendidikan.


Gagasan tersebut disampaikan politikus Partai Golkar itu saat menjadi pembicara pada diskusi yang digelar di Universitas Muhammadiyah Tangerang, di Tangerang, Banten, Senin (16/9/2024).

Menurut Airin, program ini tidak hanya berkonsep sekolah gratis, tetapi juga strategi mewujudkan pendidikan untuk semua warga Banten yang lebih efektif.

"Kami merencanakan 12 program prioritas untuk pembangunan Banten. Di bidang pendidikan, Kami memiliki strategi menciptakan pendidikan berkeadilan yang lebih menjamin pemerataan akses pendidikan bagi seluruh masyarakat Banten dengan kualitas yang lebih baik," kata Airin Rachmi Diany.

"Tak hanya soal konsep pendidikan gratis, juga isu tenaga pendidik serta infrastruktur pendidikan lainnya," sambungnya.

Dalam pemaparannya itu, Airin membeberkan sejumlah data yang menjadi tantangan bidang pendidikan di Banten. 

Rata-rata lama sekolah mencapai 9,15 tahun, di atas nasional 8,77 tahun. Namun, menurut Airin, kesenjangan antar daerah terlalu tinggi. 

"Rata-rata lama sekolah terendah di Kabupaten Lebak 6,6 tahun. Sementara tertinggi di Kota Tangerang Selatan 11,85 tahun. Ini  menjadi perhatian kami dan tentu seluruh pemangku kepentingan pendidikan di Banten," jelas Airin.

Oleh karena itu, melalui program Banten Cerdas, pasangan Airin-Ade Sumardi mendorong pemerataan pendidikan. 

"Sekolah sudah gratis melalui program Bantuan Operasional Sekolah, maka tugas kita depan, berikan beasiswa untuk menunjang kebutuhan para siswa," kata Airin.

Mantan Wali Kota Tangerang Selatan dua periode itu lebih lanjut memaparkan, bahwa masalah Banten bagian selatan, terutama Lebak dan Pandeglang adalah angka putus sekolah. 

Maka ke depan, butuh beasiswa untuk menunjang operasional siswa. 

Sedangkan, di bagian utara, Tangerang raya, daya tampung di sekolah negeri masih terbatas.

Airin pun mengungkapkan, pada tingkat SMP-SMA kesenjangan daya tertampung mencapai 57.830 siswa. 

"Ada persoalan zonasi. Selain penambahan unit dan ruang kelas, kami buat skema beasiswa untuk siswa yang sekolah di swasta. Kami pastikan semua bisa sekolah tanpa terbebani biaya," tegas Airin.

Selain itu, Airin juga menaruh perhatian pada persoalan guru. Dari data yang dihimpun, ada 33 persen guru belum tersertifikasi. Kemudian 2,63 persen guru belum menempuh sarjana. 

"Kami tingkatkan kualitasnya guru, melalui pelatihan dan lainnya. Kami juga sediakan beasiswa perguruan tinggi, prioritas untuk guru. Namun bisa untuk siswa-siswa berprestasi yang ingin menempuh pendidikan tinggi," ujar Airin Rachmi Diany. (ant)