Rusia membantah menggunakan kendaraan udara tak berawak Iran untuk perangnya di Ukraina. Duta Besar Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya mengkritik tudingan Barat tersebut, mengatakannya sebagai klaim yang dibuat-buat.
- Viral Video Mesum Selebgram Cantik Bersama Pegawai BUMN, Durasi 1 Menit 34 Detik
- Ini Dia 6 Daerah Banjir Paling Parah di Kota Tangerang
- BPBD Lebak Kirim Warning, Wisatawan Harap Waspada Bencana Alam saat Liburan Panjang
Baca Juga
Berpidato di pertemuan Dewan Keamanan PBB, Nebenzya mengatakan tuduhan bahwa Republik Islam Iran telah mengirim drone ke Rusia untuk digunakan di Ukraina "tidak ada hubungannya" dengan pekerjaan untuk menghidupkan kembali Rencana Aksi Komprehensif Bersama (JCPOA).
"Tuduhan semacam itu benar-benar dibuat-buat," katanya, seperti dikutip dari TASS, Senin (19/12).
Perwakilan Kiev tidak dapat memberikan bukti kepada Teheran melalui saluran diplomatik yang mengonfirmasi penggunaan UAV buatan Iran oleh militer Rusia.
Tudingan tentang Rusia dan Iran terkait drone dapat didengar tepat ketika pembicaraan Wina memasuki tahap akhir mereka.
“Ini menunjukkan siapa yang mencari jalan keluar diplomatik dari situasi ini dan siapa yang mempolitisasi diskusi dan terus merusak dasar-dasar JCPOA,” katanya.
Sejak April lalu, Rusia, Inggris, Jerman, China, AS, dan Prancis telah melakukan diskusi dengan Iran di Wina untuk menghidupkan kembali JCPOA dalam bentuk aslinya. Pada bulan Agustus, Washington Post menerbitkan sebuah laporan yang menuduh bahwa Iran telah mengirimkan drone ke Rusia. Laporan itu kemudian diikuti oleh klaim serupa oleh pemerintah AS.
Moskow dan Teheran telah berulang kali menolak tuduhan penggunaan drone Iran oleh Rusia di Ukraina Juru Bicara Presiden Rusia Dmitry Peskov menganggap laporan tersebut sebagai cerita palsu dan meyakinkan bahwa Angkatan Darat Rusia menggunakan drone buatan Rusia.