Beberapa jam sebelum meninggalkan kantor diplomatiknya di Albania, diplomat Iran membakar dokumen yang ada di kedutaan sebagai tanda berakhirnya hubungan kedua negara setelah Teheran dituduh menjadi pelaku serangan Siber pada Juli lalu.
- Minyak Goreng MinyaKita Tak Sesuai Takaran, Ini 3 Produsennya
- Jelang Pelantikan Andra Soni-Dimyati Natakusumah, Pj Gubernur Banten Mendadak Mutasi Kepala OPD
- BMKG Warning Warga Banten, Peringatan Cuaca Buruk di Lima Daerah
Baca Juga
Seperti dikutip dari Reuters pada Kamis (8/9), seorang pria yang ada di dalam kedutaan Iran di Albania melemparkan banyak kertas ke dalam tong berisi api untuk dimusnahkan.
Tindakan pembakaran tersebut terjadi sehari setelah Perdana Menteri Albania Edi Rama memerintahkan diplomat dan staf Iran untuk menutup kedutaan dan meninggalkan negara itu dalam waktu 24 jam.
"Serangan siber oleh Iran, telah melumpuhkan layanan publik, menghapus sistem digital, meretas catatan negara dan mencuri komunikasi elektronik internet pemerintah yang menimbulkan kekacauan dan ancaman di negara ini," jelas Edi pada Rabu (7/9).
Teheran mengecam keras keputusan Tirana yang memutuskan hubungan diplomatik yang sudah lama dijalin hanya dengan alasan yang tidak terbukti kebenarananya.
Sementara itu, sekutu terdekat Albania, Amerika Serikat juga ikut menyalahkan Iran atas serangan siber dan berjanji akan mengambil tindakan lebih lanjut dengan meminta pertanggungjawaban Iran atas tindakan yang mengancam keamanan sekutu AS.
Sejak 2014, hubungan Albania dan Iran penuh ketegangan akibat kebijakan Tirana yang mengizinkan 3.000 anggota kelompok oposisi Organisasi Mujahidin Rakyat Iran yang dibenci Teheran menetap di sebuah kamp dekat Durres.