Dirut PLN yang akan datang idealnya dari internal yang beretika dan tidak mengejar kekayaan.
- Warga Galau Pajak Kendaraan Bermotor Naik, Bapenda Banten Tegas Tak Ada Kenaikan PKB dan BBNKB
- Menutup 2024, Kinerja Bank Banten Positif Cetak Laba Rp 26 Miliar
- Semen Hijau SIG: Langkah Inovatif Menuju Konstruksi Berkelanjutan
Baca Juga
Pemanggilan sejumlah kandidat untuk mengisi jajaran Kabinet Indonesia Maju (KIM) oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto, harapan tinggi muncul terkait penunjukan sosok pemimpin yang akan memimpin BUMN strategis, termasuk PT PLN (Persero).
Penunjukan Direktur Utama (Dirut) PLN mendatang diharapkan berasal dari kalangan internal yang memiliki pemahaman mendalam tentang manajemen kelistrikan, serta mampu membawa perusahaan menuju layanan kelistrikan yang lebih baik dan merata.
Koordinator Nasional Relawan Listrik Untuk Negeri (Re-LUN) Teuku Yudhistira menekankan pentingnya sosok Dirut yang memahami "urat nadi" PLN dari dalam, terutama karena PLN memainkan peran penting dalam memastikan ketersediaan listrik di seluruh penjuru Indonesia.
"PLN adalah salah satu BUMN paling strategis, dan untuk memimpin perusahaan sebesar ini diperlukan sosok yang memahami manajemen kelistrikan dari hulu ke hilir. Pemimpin idealnya adalah mereka yang sudah lama meniti karir di PLN, bukan dari eksternal," ungkap Yudhistira, Rabu (16/10).
Yudhistira menyoroti tiga kali pergantian Dirut PLN di era pemerintahan Jokowi yang semuanya berasal dari luar PLN, yang menurutnya menjadi tantangan tersendiri.
"Sudah saatnya di era baru ini, PLN dipimpin oleh orang yang benar-benar mengerti perusahaan, agar fokus pada pengembangan dan peningkatan layanan ke masyarakat, bukan sekadar jatah politik," tambahnya.
Dalam pandangannya, kepemimpinan di PLN bukan hanya soal kompetensi teknis, tetapi juga tentang etika dan integritas. Yudhistira menyebutkan bahwa pemimpin PLN mendatang sebaiknya memiliki gaya kepemimpinan yang humanis, beretika, dan tidak memaksakan kekuasaan atau membuat pegawai merasa tertekan.
"Dirut harus mengutamakan sikap kepemimpinan yang baik, menghormati bawahannya, dan menghindari arogansi yang merugikan suasana kerja di internal perusahaan," ujarnya.
Selain itu, Yudhistira juga mengkritik fenomena pimpinan yang lebih sibuk mengejar penghargaan pribadi ketimbang fokus pada pencapaian perusahaan.
Menurutnya, PLN harus kembali pada tujuan utamanya, yaitu memberikan pelayanan listrik yang terbaik hingga ke pelosok negeri.
"Apa yang terpenting adalah bagaimana PLN bisa menjalankan tupoksinya dengan maksimal, bukan sekadar menambah daftar penghargaan," tegasnya.
Sebagai Ketua Umum Forum Masyarakat Pemantau Negara (Formapera), Yudhistira berharap Menteri BUMN dapat mempertimbangkan masukan dari berbagai pihak dan menunjuk Dirut PLN yang berasal dari internal perusahaan.
Menurutnya, penunjukan sosok internal akan memberikan kepercayaan dan semangat baru bagi seluruh jajaran pegawai PLN untuk bekerja lebih maksimal.
"Integritas, kompetensi, dan pemahaman yang dalam tentang PLN seharusnya menjadi kriteria utama dalam pemilihan Dirut baru," katanya.
Yudhistira berharap pasangan Prabowo-Gibran yang akan segera dilantik dapat membawa perubahan positif, termasuk dalam penetapan jajaran BUMN, khususnya PLN.
"Listrik adalah kebutuhan mendasar, dan pemimpin PLN harus mampu menjawab tantangan ke depan dengan integritas dan visi yang jelas untuk melayani seluruh rakyat Indonesia," pungkasnya.