Menko Perekonomian Airlangga Hartarto adalah sosok yang tak pernah membuat gimik dan pencitraan. Sebagai pejabat publik, Ketua Umum Partai Golkar itu dinilai sebagai sosok yang lebih cinta pekerjaan bahkan dibandingkan partainya sendiri.
- Hastag #Hastobiangkerok Menggema di Media Sosial
- Andra Soni Fokus Rekonsiliasi Jelang Pelantikan Gubernur Banten
- Partai Gerindra Sentil PDIP Soal PPN 12 Persen: Lempar Batu Sembunyi Tangan
Baca Juga
Hal tersebut diungkapkan anggota DPR RI, Dedi Mulyadi, saat menghadiri Rapat Kerja Daerah (Rakerda) 2022 DPD Partai Golkar Kabupaten Purwakarta di Prime Plaza Hotel, Sabtu (3/9).
Dalam pidatonya Kang Dedi menilai pola masyarakat saat ini sudah mulai berubah. Kini masyarakat bisa terpengaruh oleh apa yang mereka lihat di berbagai media sosial.
Namun justru sebaliknya masyarakat bisa menilai apa yang ada di media sosial sebagai pencitraan jika hal tersebut dilakukan tidak konsisten.
"Kalau tidak konsisten orang akan menganggap itu pencitraan. Masyarakat sekarang sudah bisa menilai mana yang pencitraan mana yang lahir dari hati nurani," ujar Kang Dedi, dikutip Kantor Berita RMOLJabar.
Untuk itu ia mengajak para kader Golkar tak ragu memamerkan kebaikan di media sosial. Sebab jika itu dilakukan setiap hari maka masyarakat sendiri yang akan menilai bahwa hal tersebut bukanlah pencitraan melainkan perbuatan baik yang lahir dari hati nurani.
“Pelajaran terpenting adalah keikhlasan bertindak menjadi kunci keberhasilan. Sering kali kita berpartai banyak kepentingan, sering kali tidak tercapai dampaknya menghianati. Untuk itu hanya keikhlasan yang bisa mengantarkan kita pada keberhasilan,” ujarnya.
Politikus yang identik dengan iket putih itu pun berharap para kader Golkar mendukung satu sama lain untuk saling membesarkan partai. Sehingga dari Partai Golkar akan lahir pemimpin besar yang memberikan karya terbaik untuk negeri.
“Berbuat baik jauh lebih utama dari sekadar berkata-kata, berbuat nyata jauh lebih baik dari sekadar menulis sebuah makna,” kata pria yang juga Wakil Ketua Komisi IV DPR RI itu.
Kang Dedi pun menyebut ada sosok pejabat di negeri ini yang tak pernah mencari simpati masyarakat dengan berbagai gimmick atau pencitraan. Menteri tersebut justru lebih fokus bekerja membantu presiden demi kepentingan nusa dan bangsa.
Bahkan, sosok tersebut pun lebih terlihat mementingkan pekerjaannya sebagai menteri dibanding menjadi ketua partai.
“Pada saat pejabat negara mencari simpati publik dengan berbagai gimmick, ada satu orang menteri yang jarang pencitraan. Ada seorang menteri yang tidak pernah membangun gimmick, ada seorang menteri yang jara berkata-kata, dia lebih mencintai pekerjaannya dibanding partainya,” kata Dedi.
“Kecintaannya pada pekerjaan untuk untuk negara lebih besar dari partainya. Siapa itu? Dialah Menteri Airlangga Hartarto,” imbuhnya.
Terakhir, Kang Dedi juga memberikan catatan penting untuk para kader Golkar yang kini menjadi menteri, DPR, bupati/walikota, gubernur atau pejabat lainnya untuk melayani masyarakat tanpa melihat golongan. Sebab atribut kepartaian harus dilepas demi bersama membangun bangsa.
“Atribut di kepartaian akan semakin besar seiring kebesaran perbuatan yang kita buat. Karena Partai Golkar partai karya dan kekaryaan, maka setiap kadernya diukur dari karyanya. Untuk itu kita perbanyak membuat karya,” ucapnya.
Contoh kecil yang bisa diperbuat oleh para kader Golkar adalah dengan setiap hari memberikan minimal 10 dapur warga. Maka dalam 500 hari ke depan satu kader telah menebar kebaikan kepada 5 ribu keluarga.
Jika hal tersebut dilakukan dengan tulus maka akan sangat membekas di hati masyarakat. Namun sebaliknya jika itu dilakukan dengan niat tertentu maka masyarakat akan menilainya sebuah pencitraan.
“Bekerjalah dengan hati, berpolitiklah dengan hati, insyaAllah Allah akan senantiasa berada bersama orang-orang yang memiliki hati tulus dan punya rasa. Dengan hati dan rasa kita bangun Partai Golkar,” demikian Kang Dedi Mulyadi.