Pemerintah China telah memberlakukan lockdown di tiga distrik utama Kota Shenzhen, termasuk pasar elektronik terbesar di dunia sebagai bagian dari kebijakan "Zero Covid".
- Jelang Pelantikan Andra Soni-Dimyati Natakusumah, Pj Gubernur Banten Mendadak Mutasi Kepala OPD
- Viral Video Mesum Selebgram Cantik Bersama Pegawai BUMN, Durasi 1 Menit 34 Detik
- Ini Dia 6 Daerah Banjir Paling Parah di Kota Tangerang
Baca Juga
Lockdown diberlakukan setelah ditemukan 11 kasus Covid-19 varian Omicron yang dilaporkan pada 29 Agustus. Sebagai tindak lanjut, tiga dari 10 distrik di Shenzhen dikunci, meliputi Futian, Longgang, dan Luohuo.
Dari laporan The Epoch Times, kegiatan produksi dan bisnis telah dihentikan, sementara semua penduduk di distrik telah diminta untuk melakukan tes PCR setiap hari selama empat hari ke depan. Enam jalur kereta bawah tanah dan 24 stasiun kereta bawah tanah juga telah ditutup.
Kawasan bisnis Huaqiangbei, pasar elektronik terbesar di dunia yang terletak di Distrik Futian, juga telah ditutup, menghentikan perdagangan suku cadang elektronik. Pemerintah setempat mengumumkan pasar akan ditutup hingga 2 September.
Dengan pemberlakuan lockdown, 6,7 juta orang di tiga distrik Shenzhen di bawah penguncian.
Pemberlakuan lockdown ini memicu kekhawatiran terhadap ekonomi China. Mengingat Futian menduduki peringkat kedua dalam kontribusinya terhadap PDB Shenzhen pada tahun 2021, Longgang peringkat ketiga, dan Luohu peringkat keenam.
Jika digabungkan, ketiga distrik tersebut menghasilkan lebih dari 40 persen PDB Shenzhen.
Menurut sensus China 2020, populasi Futian adalah 1,55 juta, distrik Longgang 4 juta, dan distrik Luohuo 1,14 juta.