Kalangan orang tua diharapkan mengawasi anaknya saat bermain media sosial (medsos). Sebab belakangan interaksi melalui medsos dapat memicu aksi tawuran antarpemuda dan remaja.
- Hastag #Hastobiangkerok Menggema di Media Sosial
- Andra Soni Fokus Rekonsiliasi Jelang Pelantikan Gubernur Banten
- Partai Gerindra Sentil PDIP Soal PPN 12 Persen: Lempar Batu Sembunyi Tangan
Baca Juga
Demikian disampaikan Wakil Sekretaris Fraksi Partai Gerindra DPRD DKI Jakarta Adi Kurnia Setiadi usai Sosialisasi Perda Nomor 2 Tahun 2016 tentang Kepemudaan di Kampung Tipar, Jalan H. Abdullah RT 07/07, Kelurahan Pondok Kelapa, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, pada Jumat malam (29/7).
Menurut Adi, banyak pemuda dan remaja yang tawuran karena persoalan sepele. Saat bermain medsos, awalnya mereka saling ejek hingga membuat janji untuk tawuran di satu tempat.
“Kita tahu pemuda itu rawan dengan narkoba dan tawuran, mereka bisa janjian lewat medsos,” kata Adi.
Sosialisasi Perda itu diikuti oleh ratusan warga setempat yang terdiri dari orang tua, pemuda, remaja hingga anak-anak.
Adi mengatakan, aksi tawuran yang kerap terjadi di Jakarta dapat merugikan orang lain maupun mereka sendiri. Apalagi jika ada korban luka dan tewas, tentunya yang merasakan kesedihan adalah pihak keluarga korban.
Kata Adi, para pemuda dan remaja merupakan aset bangsa karena nantinya akan ada regenerasi kepemimpinan di Tanah Air.
Karena itu, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta menilai pemerintah harus rutin melakukan edukasi dan sosialisasi tentang peran pemuda dalam membangun bangsa di masa mendatang.
“Harapan saya dengan adanya sosialisasi Perda ini bisa menekan dari angka kriminalitas itu. Pemuda juga harus sadar bahwa nasib bangsa ini ada di tangan mereka,” kata Adi.
Di sela acara itu, Adi turut membagikan ratusan paket sembako untuk warga setempat. Bahkan Adi turut memberikan bantuan berupa uang tunai untuk kas Karang Taruna dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) setempat.