Cegah Stunting, Pemkab Lebak Banten Siapkan Generasi Emas 2045

ilustrasi - Cegah stunting, sejumlah ibu membawa telur bantuan program sosialisasi Bangga Kencana yang dilakukan BKKBN Banten di Desa Sangiang Tanjung, Lebak, Banten, Selasa (7/11/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/foc.
ilustrasi - Cegah stunting, sejumlah ibu membawa telur bantuan program sosialisasi Bangga Kencana yang dilakukan BKKBN Banten di Desa Sangiang Tanjung, Lebak, Banten, Selasa (7/11/2023). ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/foc.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lebak, Banten telah menyiapkan Generasi Emas 2045 dengan mencegah stunting atau kekerdilan yang dialami anak-anak akibat gagal tubuh.


Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak Abdul Rohim di Rangkasbitung, Lebak, Senin (9/9/2024).

Abdul Rohim mengungkapkan, bahwa pihaknya memiliki komitmen cukup tinggi untuk mempersiapkan Generasi Emas 2045 dengan mencegah stunting.

Menurut Abdul Rohim, saat ini Kabupaten Lebak menjadi lokus penanganan stunting sehingga bagaimana ke depannya zero new stunting atau tidak melahirkan kasus baru stunting.

Oleh karena itu, Pemkab Lebak menangani stunting dari hulu yakni kalangan remaja khususnya pelajar sekolah. 

"Para pelajar, diberikan edukasi pencegahan stunting melalui kegiatan Forum Anak Lebak (Foral) yang setiap pekan mengadakan diskusi bertempat di Kantor DP2KBP3A setempat," kata Abdul Rohim.

Abdul Rohim menyebutkan, kegiatan itu antara lain memberikan pengetahuan pencegahan stunting dan bagaimana nantinya menikah aman hingga reproduksi aman.

Selain itu, kata Abdul Rohim, Pemkab Lebak juga fokus melakukan intervensi terhadap keluarga anak stunting, ibu hamil, ibu bersalin, remaja, calon pengantin, dan pasangan usia subur.

"Untuk mewujudkan zero new stunting itu, harus dilakukan sejak remaja dengan pemberian tablet tambah darah bagi calon pengantin juga pemeriksaan ibu hamil di puskesmas dan klinik," bebernya.

Sementara itu, bagi pasangan usia subur harus mendapatkan pelayanan reproduksi agar benar-benar menjalani persalinan dengan layak.

Menurut Abdul Rohim, pihaknya juga menyosialisasikan pencegahan stunting kelompok kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB), Bina Keluarga Lansia (BKL), dan kalangan remaja.

"Kami mengoptimalkan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat agar mengetahui upaya pencegahan stunting ini," imbuhnya. (ant)