Kementerian Perdagangan pastikan impor beras untuk menambah cadangan beras Bulog yang dipakai selama mengelar operasi pasar. Saat ini, baru diterima 200 ribu ton dari total jumlah 500 ribu ton beras yang akan diimpor.
- Hastag #Hastobiangkerok Menggema di Media Sosial
- Andra Soni Fokus Rekonsiliasi Jelang Pelantikan Gubernur Banten
- Partai Gerindra Sentil PDIP Soal PPN 12 Persen: Lempar Batu Sembunyi Tangan
Baca Juga
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, langkah impor beras adalah satu hal yang tidak diharapkan tapi perlu dilakukan untuk menjaga kestabilan harga beras di pasar.
"Biar tidak simpang siur. Yang mau impor itu tidak ada. Buat apa kita impor, jika berasnya ada (di produksi dalam negeri)," kata politisi yang karib disapa Zulhas itu, kepada wartawan, Jumat (16/12).
Diakui Zulhas, data dari Kementerian Pertanian memang menunjukkan Indonesia surplus beras. Tetapi, harga beras terus meningkat secara signifikan, hingga mencapai Rp 10.000 per liternya.
Untuk menekan harga, akhirnya Bulog memutuskan untuk melakukan operasi pasar dengan harga jual Rp 8.300 per liter. Hal ini, yang kemudian membuat cadangan beras Bulog banyak terpakai.
Ketua Umum PAN ini memastikan, proses pemulihan cadangan Bulog akan diselesaikan pada bulan Januari 2023, sehingga saat musim panen bulan Maret 2023, cadangan beras akan dibeli Bulog dari hasil panen petani.
"Harga, apalagi saat Nataru kita jamin, tidak akan ada perubahan. Orang bisa memilih beras mana yang diinginkan. Sama seperti minyak goreng, ada Minyak Kita yang harganya Rp 14 ribu tapi ada juga minyak goreng premium yang harganya macam-macam," terangnya.
"Di beras juga, yang premium ada, yang dijamin pemerintah ya beras dari Bulog dengan harga sekian. Tempatnya sudah ada, belinya di mana," pungkasnya.