Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, menaikkan suku bunga acuannya hingga 75 basis poin. Angka ini merupakan kenaikan paling tinggi sejak 1994.
- Hastag #Hastobiangkerok Menggema di Media Sosial
- Andra Soni Fokus Rekonsiliasi Jelang Pelantikan Gubernur Banten
- Partai Gerindra Sentil PDIP Soal PPN 12 Persen: Lempar Batu Sembunyi Tangan
Baca Juga
Situasi ini membuat Managing Director Political Economy and Policy Studies, Anthony Budiawan, memprediksi kenaikan suku bunga acuan The Fed bakal ikut berimbas kepada Indonesia.
Dia menuturkan, mazhab ekonomi dan keuangan Indonesia yang meniru negeri Paman Sam sudah barang tentu akan melakukan hal yang sama. Terutama untuk mengatasi ancaman inflasi akibat kondisi geopolitik global yang belum menentu.
"Suku bunga The Fed naik tajam, suku bunga BI (Bank Indonesia) juga akan naik," ujar Anthony melalui akun Twitternya, Kamis (16/6).
Menurutnya, apabila BI sebagai bank sentral Indonesia benar-benar menaikan suku bunga acuannya, maka bukan tidak mungkin sejumlah sektor perekonomian di dalam negeri juga ikut goyang.
"(Kenaikan suku bunga acuan BI) membuat harga komoditas turun, pendapatan negara turun, defisit transaksi berjalan meningkat, kurs rupiah tertekan, gagal bayar kredit (NPL) meningkat, konsumsi dan investasi melambat," tandasnya.