Banjir Mulai Surut di Tangerang, Awas Penyakit Infeksi Air Kencing Tikus Mengancam

ilustrasi - Petugas BPBD Kota Tangerang melakukan evakuasi warga terdampak banjir. ANTARA/HO-Pemkot Tangerang
ilustrasi - Petugas BPBD Kota Tangerang melakukan evakuasi warga terdampak banjir. ANTARA/HO-Pemkot Tangerang

Banjir di enam wilayah kecamatan di Kota Tangerang, antara lain Larangan, Cibodas, Pinang, Ciledug, Cipondoh, dan Karang Tengah sudah mulai berangsur surut.


Hal tersebut diungkapkan Wakil Wali Kota Tangerang Maryono Hasan dalam keterangannya di Tangerang, Banten, Senin (7/4/2025).

"Debit air mulai surut. Petugas juga di kerahkan membersihkan drainase, mengangkut sampah yang menghambat arus air, serta mengecek dan mengaktifkan pompa di wilayah, juga membantu warga yang ingin dievakuasi ke tempat yang lebih aman," kata Maryono.

Setelah banjir surut, kini masyarakat terdampak banjir di Kota Tangerang, Banten, diimbau waspada dan berhati-hati penyebaran penyakit leptospirosis atau infeksi air kencing tikus dengan selalu cuci tangan dan kaki setelah melakukan kegiatan.

"Jauhi genangan air, sungai, danau, selokan, saluran air. Hindari kontak langsung dengan hewan yang rentan terinfeksi, terutama tikus. Cuci tangan dan kaki setelah melakukan kontak dengan hewan atau sebelum makan," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Dini Anggraeni di Tangerang, Senin.

Selain itu, kata Dini Anggraeni, upaya lain yang bisa dilakukan dengan menggunakan pakaian melindungi tubuh, bersihkan luka dengan penutup tahan air, minimalisir penumpukan sampah yang mengundang tikus, serta gunakan sepatu boot dan sarung tangan saat bekerja di lingkungan yang berisiko tinggi tertular leptospirosis.

"Perketat PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat), waspada leptospirosis penting dilakukan, terutama saat musim hujan dan banjir," jelas Dini Anggraeni. 

"Penyakit ini dapat ditularkan melalui air, tanah, atau kontak dengan hewan yang terinfeksi," sambungnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tangerang Yumelda Ismawir menambahkan penyebaran leptospirosis meningkat lebih cepat pada musim hujan.

Dinkes Kota Tangerang juga telah memberikan imbauan kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan, memperbaiki sanitasi, sampai melakukan vaksinasi untuk mengendalikan populasi tikus di tengah kawasan pemukiman.

Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi risiko penyebaran, karena bakteri leptospirosis dapat mengkontaminasi beberapa benda di lingkungan sekitar.

"Tidak hanya itu, kami juga telah melakukan investigasi langsung ke beberapa lokasi yang dinilai rawan timbulnya penyakit ini, seperti di kawasan pemukiman padat penduduk sampai kawasan pemukiman rawan banjir di Kota Tangerang," ungkapnya.

Selain itu Dinkes Kota Tangerang juga mengimbau masyarakat agar melalukan pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat bila menemukan gejala penyakit leptospirosis seperti demam, nyeri kepala, nyeri otot, dan batuk tanpa darah.

"Kami juga mendorong masyarakat untuk meningkatkan giat kerja bakti untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar sekaligus melaporkan ke aplikasi PerisaiI dan SKDR secara cepat," pungkasnya. (ant)